Suasana di sekitar panggung saat dua orang aktivisi kelompok femen mendadak muncul di acara diskusi di dekat Paris, Perancis. |
KOMPAS.com - Dua aktivis kelompok feminis Femen ditangkap setelah memamerkan payudara mereka dalam sebuah konferensi kontroversial di dekat Paris, Perancis tentang peran perempuan Muslim.
Menurut Inna Shevchenko, juru bicara Femen, dua orang ulama fundamentalis tengah mendiskusikan pertanyaan tentang "apakah istri-istri harus dipukuli atau tidak" saat para aktivis itu, yang berusia 25 dan 31 tahun, merobek pakaian bergaya Arab mereka dan melompat ke atas panggung diskusi pada Sabtu (12/9/2014) malam lalu.
Kedua pengunjuk rasa meraih mikrofon dan meneriakkan slogan-slogan feminis dalam bahasa Perancis dan Arab sebelum dengan cepat diturunkan dari panggung oleh sekitar 15 laki-laki dan diserahkan kepada polisi. Rekaman video tentang insiden tersebut menunjukkan seorang pria tampaknya menendang salah seorang perempuan itu.
Menurut Shevchenko, sejumlah orang berteriak "pelacur kotor" dan "bunuh mereka". Shevchenko mengucapkan terima kasih kepada polisi karena telah melindungi dua perempuan itu, yang kemudian ditahan. Mereka dibebaskan setelah diinterogasi penyidik. Para penyidik mengatakan, mereka akan menyelidiki apa yang terjadi.
Penyelenggara konferensi mengatakan, mereka akan mengajukan tuntutan terhadap para aktivis itu.
Mereka tidak sendirian dalam menentang kehadiran ulama fundamentalis pada acara tersebut. Salah seorang pembicara dalam konferensi itu dilaporkan telah mem-posting seruan di media sosial agar perempuan menutupi wajah mereka atau akan masuk neraka dan mengalami kekerasan seksual di akhirat.
Sekitar 6000 orang menandatangani petisi online menentang acara tersebut.
Sejumlah posting-an di Twitter menyerukan agar para demonstran dirajam atau diperkosa beramai-ramai.