(REUTERS/Jason Lee)
|
VIVAnews - Beberapa perusahaan Jepang di China mulai hari ini terpaksa menutup pabrik untuk sementara waktu. Langkah ini muncul setelah gencarnya sentimen anti Jepang di China terkait makin tegangnya hubungan kedua negara akibat berebut kepulauan di Laut China Timur.
Menurut kantor berita Reuters, media pemerintah China pun hari ini memperingatkan bahwa Jepang bisa menderita lagi "dekade yang hilang" bila hubungan dagang dengan Beijing memburuk. Dekade hilang ini menggambarkan krisis ekonomi yang menghantam Jepang selama dekade 1990an dan hingga kini masih memulihkan diri.
Dalam satu pekan terakhir sentimen anti Jepang di China berlangsung marak. Di beberapa kota, para warga Tiongkok berdemonstrasi di depan kantor diplomatik maupun kantor kepentingan usaha milik Jepang untuk mengecam langkah Tokyo, yang Selasa pekan lalu membeli kepulauan yang masih dipersengketakan dengan Beijing.
Kumpulan pulau tak berpenghuni di Laut China Timur yang dibeli Tokyo itu adalah Senkaku. Bagi China, kepulauan itu mereka sebut Diaoyu.
Sentimen anti Jepang di China itu tidak saja diungkapkan dengan unjuk rasa. Muncul beberapa laporan akhir pekan lalu di sedikitnya lima kota bahwa ada mobil-mobil buatan Jepang dibakar oleh pemrotes. Ada pula pabrik milik perusahaan Jepang yang diserang.
Maka sejumlah perusahaan Jepang pun memilih menutup tempat produksi maupun layanan mereka di China hingga keadaan mereka. Canon Inc. mengumumkan bahwa tiga dari empat pabriknya di China tutup selama Senin-Selasa. Langkah serupa juga diumumkan perusahaan elektronik lain, Panasonic Corp, yang menutup pabrik di Qingdao hingga 18 September 2012.
Toyota Motor Corp. mengungkapkan sedang mendata kerugian setelah tempat distribusinya di provinsi Shandong dibakar oleh segerombolan orang. Honda juga melaporkan kasus yang serupa. Sementara itu, maskapai All Nippon Airways mengungkapkan semakin bertambah pembatalan tiket dari China ke Jepang. (umi)