 |
| Utusan internasional untuk Suriah, Kofi Annan (REUTERS/Denis Sinyakov) |
VIVAnews - Utusan internasional Kofi Annan mengatakan bahwa Suriah telah menerima proposal damai yang diajukan PBB, berisikan penghentian kekerasan dan desakan gencatan senjata. Namun, Annan mengakui perlu adanya upaya untuk mewujudkannya.
Hal ini disampaikan Annan saat bertemu dengan Perdana Menteri Wen Jiabao pada kunjungannya ke Beijing selama dua hari, Selasa 27 Maret 2012. Annan mengatakan, kerja sama global dengan China dan negara-negara lainnya adalah satu-satunya cara menciptakan perdamaian di Suriah.
"Saya telah menerima jawaban dari pemerintah Suriah yang isinya positif, dan kami akan bekerja sama dengan mereka dalam menerjemahkannya ke dalam aksi," ujar Annan, dilansir Reuters.
"Saya memiliki enam poin aksi yang didukung Dewan Keamanan, di antaranya adalah mengadakan diskusi politik, penarikan persenjataan berat dan tentara dari pemukiman, pemberian akses bantuan kemanusiaan, pembebasan tahanan, kebebasan akses bagi jurnalis dan mobilitas rakyat," lanjutnya lagi.
Mantan Sekretaris Jenderal PBB ini dipilih untuk mendesak pemerintah Suriah menghentikan kekerasan terhadap warga sipil. Sebelum menuju Beijing, Annan mengunjungi Moskow, Rusia, untuk misi yang sama, yaitu menggalang dukungan.
China dan Rusia sebelumnya mendukung pemerintahan Assad dalam mengatasi permasalahan dalam negerinya sendiri. Dua negara ini memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut Presiden Bashar al-Assad turun dan menghentikan kekerasan.
Menurut laporan PBB, telah lebih dari 8.000 warga Suriah tewas sejak pergolakan pecah tahun lalu. Pasukan Assad saat ini dilaporkan telah menuju Lebanon utara, menghancurkan ladang, mengaku mencari pemberontak yang bersembunyi. (eh)
