AS Dituduh Rencanakan Pembunuhan Ketua Oposisi Venezuela
Author : Administrator | Tuesday, March 19, 2013 11:21 WIB
|
Wakil Presiden Venezuela Nicolas Maduro (Reuters) |
Venezuela - Presiden sementara Venezuela, Nicolas Maduro, meminta Presiden Amerika Serikat, Barack Obama menghentikan apa yang disebutnya sebagai skenario pembunuhan terhadap lawan politiknya, Henrique Capriles. Menurut Maduro, Pentagon dan badan intelijen AS, CIA, berusaha melakukan kudeta sebelum pemilihan umum digelar pada 14 April mendatang.
Skenario itu, menurut dia, direncanakan untuk memfitnah pemimpin negara OPEC lainnya sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap rencana aksi pembunuhan tersebut. Selain itu, AS dituduh menghasut rakyat Venezuela dengan kebencian jelang persiapan pemilu April mendatang untuk memilih presiden Venezuela baru menggantikan mendiang Hugo Chavez.
Maduro menuduh pejabat di era pemerintahan Presiden Bush, Roger Noriega dan Otto Reich sebagai otak dari skenario jahat tersebut. Keduanya pun langsung membantah tuduhan itu dan menganggapnya sebagai fitnah belaka.
Hal ini diungkapkan oleh Maduro dalam wawancara televisi yang disiarkan pada Minggu lalu, dilansir laman NDTV, Senin 18 Maret 2013. "Saya menelepon Presiden Obama dan menyebut Roger Noriega, Otto Reich, serta pejabat di CIA dan Pentagon yang berada di belakang rencana pembunuhan calon presiden dari sayap kanan untuk menciptakan kericuhan," ungkapnya dalam wawancara itu.
Masih menurut Maduro, informasi yang dia peroleh ini, bukanlah sekadar isapan jempol belaka, karena datang dari sumber terpercaya.
Namun, lawan politik Maduro yang menjadi target sasaran pembunuhan berpendapat sebaliknya. Dalam rangkaian awal kampanye partai oposisi yang dilakukan pekan lalu, Capriles mengatakan apabila sesuatu menimpanya, maka orang pertama yang akan disalahkan adalah Maduro.
Rambah Media Sosial
Sementara itu, untuk persiapan jelang pemilu yang akan berlangsung pada 14 April mendatang, tim kampanye Maduro berencana untuk meluncurkan akun Twitter resmi miliknya pada pekan depan.
Langkah merambah dunia maya ini pernah dilakukan juga oleh Presiden Venezuela sebelumnya, Hugo Chavez.
Tercatat akun milik Chavez @chavezcandanga telah memiliki sebanyak empat juta pengikut. Itu merupakan jumlah pengikut terbesar kedua yang dicapai oleh seorang pemimpin negara setelah Obama.
Banyak pengamat menilai, Maduro menggunakan peristiwa kematian mantan bosnya sebagai alat kampanye sentimentil untuk mendongkrak peraihan jumlah suara. Ini terbukti ampuh, karena pada dua survei yang baru-baru ini dilakukan, Maduro berhasil meraih 10 angka lebih tinggi dibandingkan Capriles.
Dalam pemilu mendatang, yang akan dipertaruhkan tidak hanya masa depan kaum revolusi sayap kiri pendukung Chavez, tetapi juga menentukan kelanjutan subsidi minyak dan bantuan penting ekonomi lainnya kepada sekutu Venezuela seperti Kuba dan Bolivia.
Harvested from: http://dunia.news.viva.co.id
Shared:
Comment