PM Belanda, Mark Rutte. (Foto: Cris Toala Olivares/Reuters)
AMSTERDAM - Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte mengatakan pemerintahnya dapat mengajukan usulan untuk mencabut dukungan negaranya atas perjanjian Uni Eropa (UE) dan Ukraina. Sebab Belanda adalah satu-satunya negara UE yang tidak meratifikasi perjanjian tersebut.
Seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (29/10/2016), Rutte mengatakan penolakan atas perjanjian itu akan menjadi sebuah kesalahan yang melemahkan persatuan Eropa. Akan tetapi, pilihan itu akan menjadi nyata jika upaya untuk menemukan kompromi gagal pada akhir pekan ini.
Politikus Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD) itu saat ini tengah mencari waktu kompromi antara Ukraina, Uni Eropa dan partai oposisi domestik yang akan memungkinkan perjanjian tersebut dilaksanakan dan menghormati hasil referendum.
"Penolakan Belanda akan menyebabkan kerusakan besar dan saya harus melakukan segala sesuatu untuk membawa pandangan yang menemukan dan meyakinkan pihak yang masih belum yakin," katanya.
Rutte melanjutkan, "Keputusan ini lebih besar dari Belanda sendiri. Kami adalah bagian dari masyarakat internasional yang lebih luas, bertindak sebagai salah satu front untuk stabilitas di perbatasan kita dan melawan agresi."
Perjanjian dengan Kiev, dicapai setelah Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada Maret 2014. Saat Rusia kemudian memberikan dukungan kepada pemberontak. Saat ini kesepakatan tersebut masih berlaku, namun masa depan perjanjian ini bergantung pada Belanda.
(Sil)