Pidato Presiden Raul Castro menyambut pengumuman Pesident Barack Obama. |
WASHINGTON, KOMPAS.com — Kunjungan dari Presiden Kuba Raul Castro dimungkinkan terjadi, menurut pernyataan dari Gedung Putih, setelah Presiden Barack Obama mengumumkan pemulihan hubungan di antara kedua negara.
Asisten Menteri Luar Negeri Amerika, Roberta Jacobson, mengungkapkan pula rencananya berkunjung ke Hava pada akhir Januari 2015, mengawali pembicaraan langsung untuk memulai proses pemulihan relasi diplomatik.
Di tengah perayaan di jalan-jalan Havana atas pemulihan hubungan itu, "tepuk tangan" juga datang dari China sampai Cile, dengan harapan bisa mengubur selamanya Perang Dingin.
Ketika ditanya soal kemungkinan kedatangan Castro ke Amerika, Rabu (17/12/2014), juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, "Saya tidak akan menepis (kemungkinan) kunjungan Presiden Castro."
Sementara itu, Beijing berharap Amerika secepatnya menghentikan embargo atas Kuba. Namun, tantangan datang dari dalam negeri Amerika. "Kongres tak akan mengangkat embargo (atas Kuba)," ujar Senator dari Partai Republik, Marco Rubio, yang juga adalah kandidat kuat calon presiden untuk Pemilu 2016.
Para pakar pun berpendapat pencabutan embargo tak hanya butuh keputusan pemerintah, tetapi juga mensyaratkan proses legislasi dari Kongres, untuk mencabut peraturan perundangan semacam Helms-Burton Act of 1996, yang mengatur pengetatan larangan perdagangan antara Amerika dengan Kuba.