Presiden Bolivia, Evo Morales
|
VIVAnews - Presiden Bolivia, Evo Morales, mengusir perwakilan badan bantuan pembangunan Amerika Serikat (USAID) dari negerinya setelah merasa tersinggung atas suatu pernyataan dari Menteri Luar Negeri AS. Washington menyayangkan sikap Bolivia itu karena dipandang bisa merugikan rakyat sendiri.
Menurut kantor berita Reuters, pengusiran perwakilan USAID dari Bolivia diputuskan Presiden Morales pada Rabu waktu setempat. Keputusan itu muncul bertepatan pada Hari Buruh Internasional, yang juga dirayakan Bolivia.
"Hari ini kita mengembalikan martabat rakyat Bolivia," kata Morales. "USAID harus keluar dari Bolivia," lanjut pemimpin aliran sosialis dari kaum tani itu. Dia tidak mengungkapan apa kesalahan USAID di Bolivia sampai harus diusir.
Namun, Morales menyatakan bahwa kebijakan itu muncul sebagai ungkapan "protes" atas pernyataan Menlu AS, John Kerry. Dalam rapat dengan para senator di Washington DC 18 April lalu, Kerry mengatakan bahwa Amerika Latin dipandang sebagai "halaman belakang" Washington.
Ketika itu Kerry dicecar oleh seorang senator mengenai pengaruh AS saat ini di Amerika Latin. Dia mengatakan bahwa bantuan AS ke kawasan itu kini harus menjadi tumbal dari kebijakan pemotongan anggaran di Washington.
"Saya bukannya tidak setuju dengan Anda atas perlunya mengubah dinamika di Kawasan Barat," jawab Kerry kepada senator itu. "Kawasan ini sering dipandang sebagai urusan kedua. Seharusnya tidak boleh begitu. Ini adalah halaman belakang kita, lingkungan kita, seperti yang Anda bilang. Menurut saya ada hubungan-hubungan yang bisa ditingkatkan," lanjut Kerry.
Dari pernyataan itu, tampaknya Kerry bermaksud baik dengan mengingatkan AS tetap perlu membantu para tetangga di Amerika Latin di tengah masalah anggaran. Namun, Morales sudah keburu tersinggung. Ungkapan 'halaman belakang' itu dipandang sensitif bagi kalangan kaum sosialis di Amerika Latin, yang mengalami beberapa kali kudeta yang disponsori AS selama Perang Dingin.
Bukan kali ini saja Morales mengeluarkan kebijakan kontroversial atas AS. Pada 2008 lalu, dia mengusir duta besar AS untuk Bolivia karena dicurigai membantu kaum oposisi.
Sementara itu, USAID menyesalkan sikap Bolivia itu karena yang bakal menderita adalah rakyat mereka sendiri. "Mereka yang harus menanggung akibatnya adalah rakyat Bolivia sendiri, yang selama ini menikmati kerjasama dari kami di bidang pendidikan, pertanian, kesehatan, pembangunan alternatif, dan lingkungan hidup," demikian pernyataan USAID, lembaga bantuan yang didanai pemerintah AS untuk negara-negara mitra, seperti dikutip stasiun berita BBC.
Di Bolivia, USAID telah aktif berkarya selama hampir lima dekade. Menurut laman resmi USAID, pada 2010 lembaga itu menganggarkan US$52,1 juta untuk program-program bantuan di Bolivia dalam bidang pelayanan kesehatan dan peningkatan taraf hidup serta pemberdayaan ekonomi masyarakat. (sj)