Presiden Venezuela Hugo Chavez (Reuters)
|
SAO PAULO - Brasil mendesak Pemerintah Venezuela untuk menggelar pemilu secepat mungkin bila Presiden Hugo Chavez meninggal dunia. Brasil mengaku sudah mengatakaan hal ini ke Wakil Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
"Kami telah mengatakan secara terbuka, bila Chavez meninggal, kami ingin Venezuela menggelar pemilu secepat mungkin. Kami rasa, hal ini sangat baik untuk mendukung transisi demokrasi yang damai," ujar salah seorang pejabat Brasil tinggi yang tak mau disebut identitasnya, seperti dikutip Reuters, Selasa (15/1/2013).
Ucapan itu dinilai menjadi intervensi pertama dari salah satu negara kuat di Amerika Latin. Desakan pemilu juga sempat disuarakan oleh fraksi oposisi Venezuela yang kalah dengan Chavez pada pemilu 2012.
Dukungan Brasil sebagai mitra Venezuela juga dinilai sangat penting. Presiden Brasil Dilma Rousseff adalah seorang politisi kiri-moderat yang mendukung Chavez. Meski demikian, Rousseff menjaga baik hubungannya dengan Amerika Serikat (AS) yang sering dikritik Chavez.
Menurut konstitusi Venezuela, pemilu akan dilakukan 30 hari setelah kematian presiden. Meski demikian, sebelum Chavez pergi berobat ke Kuba, Chavez sudah mengajak warganya agar mendukung Maduro.
Sejauh ini, Pemerintah Venezuela tidak pernah memberitakan secara detil mengenai kondisi Chavez pascaoperasi. Seperti diketahui, kanker yang diderita Chavez kambuh tepat pada saat Chavez memenangkan pemilu parlemen.
Banyak pihak yang menduga, Chavez sudah sekarat dan harus segera digantikan. Namun Maduro membantah laporan itu dan menegaskan bahwa Chavez masih kuat.(AUL)