BEIJING - Cara penanganan pemerintah Malaysia terhadap hilangnya pesawat pesawat Malaysia Airlines (MAS) dengan nomor penerbangan MH370 telah membuat pejabat China kehilangan kesabaran.
Melalui Kementerian Luar Negeri, China mengungkapkan situasi saat ini di Kuala Lumpur cukup parah, karena terlalu banyak informasi.
"Sehingga pada titik ini, kami pun juga merasa kesulitan untuk mengkonfirmasi apakah informasi yang mereka sampaikan akurat atau tidak," ungkap perwakilan Kemenlu China di Beijing, Rabu (12/3).
Tak cuma pejabat, keluarga korban, khususnya yang tinggal di hotel di dekat bandar udara Beijing, juga marah. Mereka kecewa kepada pegawai MAS karena telah membuatnya berada dalam ketidakpastian.
Sementara itu, setelah menunggu sejak lima hari lalu, keluarga pasangan suami istri Sugianto Lo (47 tahun), dan Vinny Chynthya Tio (47), penumpang pesawat Malaysia Airlines yang hilang kontak, memutuskan kembali ke Medan, Sumatera Utara.
"Kami memutuskan kembali ke tanah air, karena di Malaysia kami diminta menunggu juga," kata Siswanto, adik Sugianto Lo, kepada wartawan.
Keluarga korban beralasan ingin lebih konsentrasi mengurus tiga anak Sugianto Lo yang masih syok setelah mengetahui kedua orangtuanya hilang bersama pesawat Malaysia Airlines.
Di China, sejumlah pengguna situs jejaring sosial populer Sina Weibo, mendiskusikan berbagai kemungkinan hilangnya pesawat. Ada pengguna yang menduga hilangnya pesawat karena pembajakan yang dilakukan oleh militan Uighur untuk mengecoh bursa pasar.
Militan Uighur berasal dari wilayah pelosok Barat kota Xinjiang.
Adapula pengguna situs Sina Weibo, yang menduga pesawat ditabrak oleh meteor.
Meteor memiliki kekuatan dan dampak yang lebih besar daripada sebuah rudal dan daya ledaknya mampu membuat pesawat hancur berkeping-keping. Sedangkan di situs jejaring sosial di Malaysia, banyak yang memplesetkan nomor penerbangan MH370 dengan "Malay masih Hilang”
Bahkan, kemarin muncul kabar bahwa hilangnya pesawat mungkin akibat dari tindakan lalai kru pesawat. Kabar itu dicetuskan oleh seorang perempuan asal Afrika Selatan, Jonti Roos, yang mengungkapkan co-pilot dari pesawat yang hilang, Farid Ab Hamid, pada dua tahun lalu telah mengundangnya dan seorang teman perempuannya untuk duduk di kokpit pesawat. Padahal, tindakan kru pesawat tersebut tidak diperkenankan dalam aturan keamanan penerbangan.
Laut Andaman
Sementara itu, Badan Pelaksana Maritim Malaysia (MMEA) telah memindahkan tim pencarian dan penyelamatan ke Laut Andaman di selatan Thailand untuk melanjutkan pencarian pesawat MAS yang hilang.
Menteri di Departemen Perdana Menteri Shahidan Kassim mengatakan badan itu telah memperluas wilayah operasinya dengan harapan untuk menemukan petunjuk yang mungkin bagi penemuan pesawat yang hilang tersebut. "MMEA akan secara agresif mengintensifkan pencarian yang saat ini dibantu oleh banyak pemerintah asing," katanya.
Sebelumnya, sebuah kapal perang Angkatan Laut China melaju ke posisi pencarian untuk bergabung dengan tim sebelumnya. Setelah kedatangannya, Jinggangshan membentuk unit dengan Mianyang, yang telah tiba Senin lalu, dan segera memulai operasi pencarian.
Menurut Angkatan Laut China, dua kapal perang itu akan mencapai daerah tersebut masing-masing pada Selasa sore dan Rabu pagi, dan galangan kapal telah diperintahkan untuk mempersiapkan pindah ke Teluk Thailand untuk melengkapi kapal-kapal pencarian.
Sementara itu, puluhan kapal dan pesawat dari sekitar 10 negara menjelajahi perairan sekitar lokasi terakhir yang diketahui dari penerbangan MH370, tetapi sejauh ini belum ada petunjuk kuat pesawat tersebut telah ditemukan. Rtr/uci/I-1