VIVAnews - Seorang pejabat senior dari Partai Komunis berkuasa di China, Wang Yang, menghimbau warganya untuk bersikap lebih sopan dan beradab saat berwisata di luar negeri. Himbauan ini berdasarkan laporan bahwa turis China kerap berkelakuan tak sopan, berteriak-teriak dan meludah sembarangan.
Menurut laman Dailymail, Sabtu 18 Mei 2013, Yang khawatir jika sikap itu tidak diubah maka akan mencoreng citra China di mata masyarakatinternasional. Himbauan Yang itu tertulis di koran resmi Partai Komunis, People's Daily.
"Memperbaiki kualitas beradab warga dan membangun citra baik wisatawan China merupakan kewajiban pemerintah di semua tingkat serta juga menjadi perhatian badan dan perusahaan terkait," ujar Yang.
Sebagai realisasi atas himbauan itu, Yang meminta pejabat di China mengingatkan warganya untuk mematuhi ketertiban, etika sosial, menghormati keyakinan agama dan adat istiadat setempat yang berlaku di suatu negara.
Selain itu mereka juga dihimbau untuk bertutur kata dan bertingkah laku sopan serta melindungi lingkungan dengan tak membuang sampah di sembarang tempat.
Sementara itu, warga China mengeluh kerap dijadikan warga kelas dua saat mereka berwisata ke luar negeri. Dalam sebuah forum internet yang membahas mengenai himbauan Yang ini, warga China memprotes pernyataan pejabat tersebut. Mereka kemudian memberikan satu contoh pengalaman tidak menyenangkan saat wisatawan China menginap di hotel di Kepulauan Maladewa.
Pihak hotel mengambil fasilitas teko pemanas yang tersedia di kamar hotel. "Sepertinya manajer hotel kesal dengan perilaku turis China karena mereka menggunakan teko pemanas untuk memasak mie instan, ketimbang menghabiskan uang mereka dengan makan di restoran hotel," tulis seorang peserta di forum itu.
Menurut data badan pariwisata internasional PBB, tahun 2012 warga China didaulat sebagai wisatawan paling royal. Tercatat 83 juta kali rute perjalanan wisata ke luar negeri yang dilakukan warga China.
Hal ini memberikan pemasukan besar bagi industri pariwisata global. Dalam perjalanan wisata tahun lalu, warga China tercatat telah menghabiskan US$102 miliar atau Rp995 triliun.
sumber : vivanews