Virus flu burung (Dok. Kementerian Kesehatan AS)
|
China - Seorang bocah empat tahun yang diketahui membawa virus flu burung jenis baru menghebohkan China. Pasalnya, bocah ini sama sekali tidak menunjukkan gejala apapun yang menunjukkan dia mengidap flu burung. Kasus ini menambah rumit penelitian para ahli.
Keberadaan bocah ini terungkap Senin kemarin saat dilakukan tes terhadap 24 orang yang memiliki peternakan unggas di kota Cuigezhuang, Distrik Chaoyang. Menurut stasiun berita CNN, Rabu 17 Februari 2013, bocah itu pernah kontak dengan para penderita di Beijing.
Namun yang mengejutkan dari penemuan itu, bocah yang diketahui bernama Zhu tersebut sama sekali tidak menunjukkan gejala apapun, atau yang dalam istilah kedokteran disebut asymptomatic. Hal ini membuat khawatir, pasalnya penyebaran virus ini nanti akan semakin sulit dipantau.
Menurut pengajar di Sekolah Kesehatan Publik, Universitas Hongkong, Leo Poon Lit-man, walaupun hingga kini belum ditemukan bukti bahwa virus itu dapat menyebar antar manusia, namun petugas medis tetap harus waspada.
"Ini benar-benar bergantung dari fakta apakah virus H7N9 ini dapat ditularkan antar manusia atau tidak. Sejauh ini kita tidak mengetahui keadaan klinis dari para pasien penderita H7N9," ujar Poon.
Penderita Bertambah
Poon menambahkan petugas medis awalnya hanya dapat mendeteksi pasien penderita virus itu berdasarkan beberapa kasus parah yang terjadi di lapangan. Namun apabila benar-benar ditemukan bukti bahwa virus jenis baru ini dapat ditularkan antar manusia, maka penyakit ini akan dimasukkan ke dalam kategori yang berbeda.
"Apabila virus ini benar-benar dapat ditularkan antar manusia, maka itu akan menjadi skenario yang berbeda. Kita belum dapat mendeteksi pembawa virus yang tidak menunjukkan gejala, sehingga itu akan menjadi masalah besar," kata Poon mengingatkan.
China saat ini bekerja sama dengan para ahli kesehatan dari Uni Eropa, Amerika Serikat dan WHO untuk menangani masalah ini.
Hingga berita ini diturunkan jumlah penderita virus flu burung di China dilaporkan telah mencapai angka 71 orang. Sebanyak 14 orang dikonfirmasi meninggal akibat penyakit itu. Demi mencegah penyebaran virus itu, beberapa kota di timur China menghentikan perdagangan unggas hidup.