Para pelajar menggelar unjuk rasa di depan kantor pusat parlemen Hongkong, Jumat (26/9/2014), menentang penghapusan pemilu langsung untuk memilih penguasa wilayah otonomi khusus China ini. |
HONGKONG, KOMPAS.COM - Protes pro-demokrasi menyebabkan kekacauan perjalanan yang luas di Hongkong, Senin (29/9/2014). Banyak sekolah dan tempat bisnis tutup tetapi pasar saham kota ini mengatakan akan tetap beroperasi seperti biasa.
Saat para penglaju berangkat ke tempat kerja, kerumunan demonstran menguasai sejumlah jalan raya utama dan persimpangan di kota yang sangat padat itu. Seorang wartawan kantor berita AFP di lokasi kejadian di Mongkok, salah satu daerah yang paling padat penduduknya pinggiran kota dan lokasi protes kedua di pelabuhan di Kowloon, menyaksikan konfrontasi penuh amarah antara para pengunjuk rasa dan anggota masyarakat yang frustrasi dengan gangguan perjalan yang terjadi.
Bank-bank, toko-toko perhiasan dan pakaian di distrik perbelanjaan yang sibuk tetap ditutup.
Departemen Transportasi Hongkong mengatakan, lebih dari 200 rute bus dihentikan atau dialihkan dan jalur sentral jaringan trem juga ditutup. Layanan kereta bawah tanah kota ini sebagian besar tidak terpengaruh tetapi beberapa stasiun di distrik pulau Causeway Bay dan Admiralty, di mana banyak terdapat pusat bisnis internasional, ditutup setelah para pengunjuk rasa memblokirnya dengan barikade. Sejumlah pintu keluar di Mongkok juga diblokir.
Biro Pendidikan mengatakan, sekolah-sekolah di wilayah mana para demonstran berkumpul akan tetap ditutup dan para orang tua mendesak agar "menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama".
Pasar saham kota itu berkeras akan terus beroperasi seperti biasa tetapi Otoritas Moneter Hongkong mengatakan, 17 bank terpaksa menutup 29 cabangnya di seluruh kota itu. Standard Chartered, HSBC Holdings, Bank of East Asia, Bank of China dan CITIC termasuk di antara bank-bank yang mengatakan operasi mereka terpengaruh oleh aksi protes tersebut.