Rumah di Turki yang hancur akibat mortir Suriah
|
VIVAnews - Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan Suriah ke sebuah kota di Turki, yang menewaskan lima warga. DK PBB juga mengimbau kedua negara untuk menahan diri agar tidak jatuh korban lebih banyak.
"Anggota Dewan Keamanan Suriah menegaskan bahwa insiden ini menunjukkan dampak dari krisis di Suriah terhadap keamanan negara tetangga serta perdamaian kawasan," kata Gert Rosenthal, Duta Besar Guatemala yang juga menjabat sebagai presiden DK PBB, yang dilansir CNN, Kamis 4 Oktober 2012 waktu New York.
Serangan mortir Suriah meledakkan rumah di kota Akcakale, Turki, pada Rabu malam, menewaskan dua wanita dan tiga anak, beberapa orang terluka. Serangan ini langsung dibalas oleh bombardir artileri Turki ke wilayah Suriah selama semalaman. Parlemen Turki mengeluarkan perintah serbu jika serangan serupa dilakukan lagi oleh Suriah.
"Anggota DK PBB menuntut pelanggaran hukum internasional dihentikan secepatnya dan tidak diulangi lagi," kata Rosenthal, menyerukan Suriah menghargai kedaulatan dan wilayah teritorial Turki.
Amerika Serikat sebagai sekutu Turki di NATO juga menyerukan kedua pihak untuk menahan diri. Namun, AS membenarkan aksi balasan Turki kepada Suriah yang menurut mereka adalah hak sebuah negara untuk mempertahankan diri. "Dari perspektif kami, respon Turki sudah tepat dan proporsional. Serangan balasan juga untuk memastikan kejadian serupa tidak terjadi lagi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Victoria Nuland.
Juru bicara Pentagon George Little mengaku bahwa AS marah atas tindakan Suriah tersebut. Namun dia berharap agar situasi segera membaik. "Kami berharap situasi ini tidak semakin memburuk menjadi konflik yang meluas. Kami berharap situasi membaik," kata Little.
Kecaman juga dilakukan oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Dalam pernyataan OKI yang diterima VIVAnews, Jumat 5 Oktober 2012, Sekretaris Jenderal OKI Ekmeleddin Ihsanoglu mengutuk serangan Suriah yang menewaskan lima warga sipil.
"Sekjen menegaskan bahwa pemerintah Suriah harus berhati-hati agar tidak melanggar kedaulatan Turki dan negara-negara tetangga lainnya, dan Suriah harus mencegah agar insiden serupa tidak terjadi lagi," tulis laporan OKI.