Dihantam Krisis, Banyak Toko di Ibukota Yunani Tutup

Author : Administrator | Tuesday, September 25, 2012 15:18 WIB
Banyak toko di Ibukota Athens tutup sejak Yunani dilanda resesi beberapa tahun lalu (REUTERS/John Kolesidis)

VIVAnews - Resesi ekonomi selama beberapa tahun terakhir di Yunani kini memaksa hampir sepertiga pelaku bisnis di negeri itu berhenti berusaha. Banyak toko sudah tutup dan kesibukan bisnis berganti menjadi aksi unjuk rasa hampir setiap hari.

Menurut kantor berita Reuters, banyak toko di kawasan komersil di tengah Ibukota Athens (Athena) sudah tutup. Tidak sedikit tempat yang memasang papan "Untuk Disewakan" karena pengguna yang lama tidak mampu lagi bayar sewa karena sudah tidak ada lagi pengunjung maupun pembeli.

Puluhan ribu pelaku usaha kecil di Yunani turut menjadi korban resesi ekonomi. Penderitaan mereka terlihat sejak Yunani mendapat pinjaman darurat (bailout) 110 miliar euro pada 2010 dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Uni Eropa.

Pinjaman itu berguna untuk menutupi defisit anggaran pemerintah sekaligus menjadi modal untuk bayar utang Yunani kepada para kreditur. Namun, bailout itu disertai syarat yang teramat berat: pemerintah harus menerapkan sejumlah program penghematan seketat mungkin. Pajak pun harus naik bila ingin menambah kas negara.

Syarat-syarat itu membuat Yunani tidak punya pilihan selain memberlakukan PHK massal bagi pekerja kantor pemerintah dan mengurangi tunjangan pensiun dan pembayaran untuk program-program lain. Pengangguran pun terjadi dimana dan daya beli masyarakat merosot drastis karena tiadanya sumber pendapatan.

Situasi inilah yang akhirnya turut memukul para pelaku bisnis, terutama pengusaha kecil. Di suatu kawasan komersil Athens, sederet toko memajang papan "Obral Besar-besaran" di masing-masing etalase. Tidak sedikit yang sudah tutup.

Tidak jauh dari Alun-alun Syntagma terdapat suatu kawasan "Segitiga Komersil," yang menjadi tempat usaha para warga selama beberapa generasi. Namun, Agustus lalu kelompok serikat dagang ESEE menjalankan sensus. Hasilnya, 31 persen dari semua toko di Segitiga Komersil itu sudah tutup.

Jumlah toko yang tutup ini bertambah 13 persen dari data Agustus 2010, atau beberapa bulan setelah pemerintah mendapatkan paket pertama bantuan utang internasional sebesar 2 miliar euro.

Jumlah toko yang tutup di dua jalanan komersil tersibuk di Athens, yaitu Panepistimiou dan Stadiou, juga mencatat rekor tertinggi Agustus lalu. Di Panepistimiou sebanyak 34,7 persen dan di Akadimias sebesar 42 persen, naik 14 persen dalam enam bulan terakhir.  

Waktu Terbuang

Kalangan serikat dagang mengungkapkan bahwa program penghematan yang harus dijalankan pemerintah dan unjuk rasa anti penghematan kini menjadi rutinitas yang harus dihadapi warga Yunani. Demonstrasi itu saja membuat waktu kerja menjadi terbuang sebanyak empat jam sehari.

"Tidak ada tanda-tanda bahwa persentase [toko yang tutup] itu akan turun dan ini sangat mengkhawatirkan," kata Ketua ESEE Vassilis Korkidis. Dia memperkirakan sekitar 63.000 usaha di Yunani terancam gulung tikar dalam kurun hingga tahun depan.

Menurut Korkidis, 68.000 usaha di Negeri Dewa-Dewi itu sudah bangkrut sejak awal 2011. Sebagian besar penutupan usaha akibat tingginya harga sewa tempat dan anjloknya daya beli konsumen setelah gaji dan tunjangan pensiun mereka dikurangi.

Kini, yang masih bertahan di kawasan komersil Ibukota Athens rata-rata adalah pelaku usaha produk-produk asing, yang kebanyakan menghuni dua mal terbesar di sana. Survei ESEE juga mengungkapkan bahwa kesulitan mendapat pinjaman bank juga jadi salah satu alasan banyaknya tempat usaha yang tutup.

Harvested from: http://dunia.news.viva.co.id
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: