Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy bantah terima uang panas Khadafi (REUTERS/Charles Platiau ) |
VIVAnews - Sebuah dokumen yang dipublikasikan situs investigasi sayap kiri membuat Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy murka. Ia membantah tudingan bahwa pada 2007, ia menerima dana kampanye presiden dari diktator Libya, Muammar Khadafi.
"Jika benar ia memberi dana, aku tak akan merasa berterima kasih," kata Sarkozy, dengan nada sinis, seperti dimuat Straits Times, Selasa 6 Maret 2012. Tudingan tersebut bertolak belakang dengan peran aktif Prancis dalam kampanye NATO untuk menggulingkan Khadafi.
Untuk diketahui, Sarkozy kini berada di tengah pertempuran mendapatkan suara, dengan rival dari Partai Sosialis, Francois Hollande.
Sebelumnya, situs Mediapart mengatakan, rezim Libya diduga memberikan dana sebesar 50 juta euro untuk kampanye Sarkozy, dengan mengutip dokumen yang digunakan untuk menginvestigasi pemboman di Kota Karachi, Pakistan, yang membunuh 11 warga negara Prancis. Laporan tersebut turun hanya enam minggu sebelum putaran pertama pemilihan presiden, 22 April 2012.
Transaksi pertama disebut dilakukan pada 6 Oktober 2005, saat itu, Sarkozy yang menjabat sebagai menteri dalam negeri, yang sedang gencar mengumpulkan dana kampanye.
Rekening di Swiss dibuka atas nama adik pemimpin partai Sarkozy, Jean Francois Cope, dan didistribusikan melalui seseorang bernama Ziad Takieddine, perantara antara Arab dan politisi Prancis.
Dugaan diperkuat dengan fakta yang terjadi Maret 2011. Kala itu, saat Prancis dan Inggris mempelopori serangan udara ke Libya, putra Khadafi, Saif al-Islam kepada Euronews TV mengatakan, Libya telah membiayai kampanye Sarkozy pada 2007. Lontaran itu sebelumnya juga pernah dibantah Sarkozy.
Saat disinggung soal pernyataan putra Khadafi itu, Sarkozy marah besar. Ia balik menuduh seorang wartawati sebagai simpatitan Saif al-Islam. "Saya menyesalkan Anda menjadi juru bicara putra Khadafi," kata dia, seperti dimuat deccanchronicle.com.
Sebelumnya, Senin lalu, juru bicara kampanye Sarkozy, Nathalie, Kosciusko-Morizet, juga membantah laporan itu. Dia mengatakan, tuduhan senada telah berulang kali dilontarkan, tetapi tidak ada bukti yang muncul. (umi)