Mantan Presiden Liberia, Charles Taylor (REUTERS/Peter Dejong/Pool ) |
VIVAnews - Mantan Presiden Liberia Charles Taylor dinyatakan bersalah atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan atas perannya pada Perang Saudara di Sierra Leone. Akibat bantuannya terhadap tentara pemberontak, puluhan ribu nyawa di negara tersebut melayang.
Diberitakan Reuters, vonis itu disampaikan oleh Pengadilan Internasional Khusus Sierra Leone di Den Haag, Belanda, Kamis 26 April 2012. Taylor adalah kepala negara pertama yang dinyatakan bersalah di pengadilan internasional sejak pengadilan Nazi di Nuremberg, Jerman, digelar pada tahun 40an.
Taylor didakwa atas 11 tuduhan, termasuk di antaranya adalah pembunuhan, pemerkosaan, perekrutan tentara anak-anak dan perbudakan seks pada perang saudara di Sierra Leone. Sebanyak 50.000 orang tewas dalam perang yang berlansung selama 11 tahun sejak 1991 itu.
Saat memimpin Liberia, lelaki 64 tahun bersalah karena memasok persenjataan, makanan, perlengkapan medis, dan bahan bakar untuk tentara Front Persatuan Revolusi (RUF) yang ingin menggulingkan pemerintahan Joseph Momoh. Bantuan ini kemudian digunakan RUF untuk membantai rakyat Sierra Leone.
Menurut dakwaan yang dibacakan hakim, tentara RUF juga menggunakan anak-anak untuk melakukan pembunuhan. Tentara anak-anak ini tidak takut-takut untuk memenggal, memutilasi dan memperkosa. Sebelum melakukan tindakan ini, anak-anak itu diberi narkoba.
"Warga sipil dibunuh di depan publik dan mayatnya dicabik-cabik, ususnya dibiarkan terburai di sepanjang jalan. Wanita diperkosa di jalanan, orang-orang dibakar di rumah mereka," kata hakim.
Atas bantuannya kepada RUF, Taylor kerap mendapatkan berlian dari berbagai tambang ilegal di negara tersebut. Dilaporkan, dia pernah mengantungi berlian 45 karat dan dua berlian 25 karat.
Dalam pengadilan, supermodel Inggris Naomi Campbell turut memberikan kesaksian mengenai berlian milik Taylor. Dia mengaku pernah menerima berlian yang belum dipotong dari Taylor usai makan malam dengan Nelson Mandella pada 1997 silam. (eh)