Ayaad meminta murid-muridnya belajar Alquran dan Injil secara bersamaan tanpa terkecuali (Foto: Getty Images)
MINYA – Seorang guru sekolah dasar (SD) di Minya, Mesir, selama puluhan tahun meminta murid-muridnya untuk mempelajari kitab suci Alquran dan Injil tanpa terkecuali. Permintaan itu dilakukan pria bernama Ayaad tersebut demi menyatukan murid-muridnya yang beragama Islam dan Kristen.
Ayaad telah menjalankan ajaran tersebut selama 50 tahun terakhir. Ia yakin bahwa warga Mesir adalah satu. Aksi Ayaad itu didukung penuh oleh pihak sekolah dan orangtua murid. Upaya tersebut dilakukannya untuk mengurangi konflik sektarian antara umat Islam dan Kristen di Negeri Piramida.
“Saya punya lebih dari 120 murid di kelas. (Sebanyak) 80 Muslim dan 40 lainnya Kristen. Kami hidup penuh dengan cinta di sini. Saya mungkin hanya dibayar USD1, tetapi saya memilih dibayar hanya USD1 dengan cinta daripada USD100 dengan kebencian,” ujar penganut Kristen Koptik itu, seperti dimuat The Independent, Rabu (12/10/2016).
“Guru-guru dan para orangtua mendukungku. Saya biasa mengajar mereka seperti itu selama puluhan tahun tanpa ada yang merasa keberatan. Konflik sektarian adalah hal buruk. Kita tidak seharusnya memberi label Muslim atau Kristen kepada satu sama lain. Kita semua sama dan tidak ada perbedaan,” tutur Ayaad.
Berdasarkan laporan Inisiatif Mesir untuk Hak Personal (EIPR), 10 konflik sektarian terjadi di Minya dalam tujuh bulan terakhir. Total terjadi 77 kasus kekerasan sejak Januari 2011.
Pada Juli 2016, seorang pendeta tewas setelah diserang dengan tongkat dan senjata tajam di Desa Tahna al Gabal, Minya. Beberapa hari sebelumnya, sejumlah rumah milik warga Kristen Koptik dijarah dan dibakar oleh ratusan umat Islam di Minya.
Dalam pertemuan dengan pemimpin tertinggi Kristen Koptik, Bapa Tawadros II, Presiden Mesir Abdel Fattah al Sisi menegaskan bahwa setiap warga Mesir memiliki hak dan kewajiban yang sama sesuai amanat undang-undang. Mantan Menteri Pertahanan itu menyerukan agar konflik individual tidak meluas serta menjadi gangguan bagi hubungan Muslim dan Kristen di Mesir.
(war)