Intelijen AS: China Berupaya Bobol Komputer Pentagon

Author : Administrator | Friday, September 28, 2012 10:30 WIB
Ilustrasi spyware trojan hacker

VIVAnews - Seorang pejabat intelijen dari Komando Siber AS menuduh China selalu berupaya mensabotase jaringan komputer di Departemen Pertahanan AS (Pentagon). Demi mengatasinya, muncul usulan meningkatkan wewenang komando siber di hirarki militer AS.

"Upaya mereka merongrong Departemen Pertahanan berlangsung terus-menerus," kata Laksamana Muda Samuel Cox, direktur intelijen di Komando Siber AS, seperti dikutip kantor berita Reuters di Washington DC Kamis waktu setempat. Dia juga mengungkapkan kian meningkat pula upaya China mencuri rahasia korporat Amerika.

Kecurigaan Cox itu sejalan dengan laporan dari Kantor Eksekutif Kontraintelijen Nasional tahun lalu. Kantor itu menyatakan bahwa "para pelaku asal China merupakan pihak yang paling rajin dalam spionase ekonomi."

"Ini berkembang dengan cepat dan terus meningkat," kata Cox. China pun dicurigai selalu berupaya mencuri rahasia-rahasia Pentagon.

Namun, saat ditanya apakah sudah ada jaringan komputer rahasia Amerika yang berhasil ditembus, Cox hanya menjawab, "Saya tidak bisa menjawabnya." Ketika ingin dimintai konfirmasi, Kedutaan Besar China di Washington tidak bisa segera memberi tanggapan. Sebelumnya, para pejabat China selalu membantah tuduhan AS itu.

Komando Siber AS bertanggungjawab dalam melindungi jaringan komputer Pentagon. Badan ini dibentuk dua tahun lalu untuk mengantisipasi meningkatnya serangan atas AS di jagat maya (cyber space). Sejak dibentuk, mereka bekerja di bawah Komando Strategis, yang merancang operasi nuklir dan luar angkasa AS.

Cox lalu mengusulkan agar Komando Siber diberi kewenangan yang lebih tinggi untuk menghadapi serangan dari para hacker asing secara lebih efektif. Lembaganya itu ingin sejajar dengan Komando Strategis dan delapan institusi militer utama lain di bawah Pentagon. Usulan itu sudah dibawa ke Menteri Pertahanan dan Presiden AS, dan baru akan diputuskan akhir tahun ini.

Kepala Badan Keamanan Nasional yang juga memimpin Komando Siber AS, Jenderal Keith Alexander, Juli lalu mengungkapkann bahwa sejumlah negara asing, para peretas independen, dan sindikat kriminal bertanggungjawab atas meningkatnya serangan siber atas infrastruktur AS dari 2009 hingga 2011. Jumlah serangan meningkat 17 kali lipat.(umi)

Harvested from: http://dunia.news.viva.co.id
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: