Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, AS Berang

Author : Administrator | Thursday, December 29, 2011 12:11 WIB
Selat Hormuz di Iran yang terkenal sebagai jalur minyak dunia. (Reuters/Xinhua)

VIVAnews – Niat Iran untuk menutup Selat Hormuz mengundang kecaman Amerika Serikat. AS menyatakan, Selat Hormuz merupakan selat yang penting bagi perdagangan minyak bumi. Oleh karena itu, AS menilai penutupan Selat Hormuz tidak dapat diterima.

“Siapapun yang coba mengancam kebebasan pelayaran di perairan internasional dalam bentuk apapun tidak akan ditolerir,” kata juru bicara Angkatan Laut AS, Amy Derrick Frost, seperti dimuat CNN, Rabu 28 Desember 2011.

Sebelumnya, Wakil Presiden Iran sempat mengutarakan rencananya untuk menutup Selat Hormuz apabila Iran dilarang mengekspor minyak mentahnya sebagai bagian dari sanksi Prancis, Jerman, dan Inggris. Ketiga negara ini memang berniat menjatuhkan sanksi kepada Iran, karena menilai Iran kurang bekerjasama dalam program nuklir.

Bagi Iran sendiri, mudah saja bila mereka hendak menutup Selat Hormuz. “Namun untuk sekarang, kami merasa belum perlu menutupnya karena transit di Laut Oman masih terkendali,” kata Habibollah Sayyari dari Aangkatan Laut Iran, seperti dikutip MSNBC.

Iran bukannya tak sadar akan resiko yang akan mereka hadapi bila Selat Hormuz ditutup. Beberapa negara seperti China dan Jepang jauh lebih bergantung pada selat Hormuz daripada AS, sehingga Iran diibaratkan sama saja dengan ‘bunuh diri’ jika sampai menutup selat tersebut.

Selat Hormuz yang berlokasi di antara Teluk Oman dan Teluk Persia bernilai strategis karena menjadi jalur lalu lintas perdagangan minyak bumi dan gas alam. Jika selat ditutup, maka perekonomian dunia akan terganggu.

Ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz ini semakin menambah ketegangan hubungan antara AS dan Iran, setelah selama ini keduanya terlibat perdebatan sengit terkait program nuklir. AS berusaha untuk memperlemah rencana program nuklir Iran, sementara Iran berulang kali menegaskan akan terus melanjutkan program nuklirnya untuk tujuan damai.

Harvested from: http://dunia.vivanews.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: