Sejauh ini sebagian besar ladang minyak Irak bukan di kawasan yang dikuasai ISIS. |
KOMPAS.COM - Badan Energi Internasional memperingatkan harga minyak dunia bisa naik akibat berkembangnya kelompok militan yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS di Irak.
Keberadaan kelompok tersebut dikhawatirkan akan mencegah perusahaan-perusahaan berinventasi untuk produksi minyak di negara itu, seperti dijelaskan Kepala Bagian Ekonomi IEA, Fatih Birol, kepada koran Financial Times.
Ia menambahkan bahwa Irak diperkirakan menyumbang setengah dari pertumbuhan produksi minyak di kawasan.
Namun perkiraan itu harus dikaji kembali karena kekurangan dana investasi di sana.
Bagaimanapun hingga saat ini, sebagian besar lapangan minyak Irak berada bukan di kawasan yang dikuasai ISIS dan produksi minyak Irak hanya turun sekitar 10 persen pada tahun ini.
Sementara itu harga minyak masih terus turun pada hari Kamis (27/11/2014) menjelang pertemuan negara-negara pengekspor minyak OPEC. Dalam pertemuan di Wina, Austria, OPEC akan memutuskan apakah akan mengurangi produksi untuk meningkatkan harga atau tidak.
Melambannya pertumbuhan ekonomi di Eropa dan China serta peningkatan produksi minyak di Amerika Serikat membuat harga minyak turun sampai sekitar 30 persen.
Iran dan Venezuela, yang perekenomiannya mendapat tekanan karena pemasukan yang lebih kecil dari minyak, dilaporkan akan mengusulkan penurunan produksi namun produsen minyak terbesar, Arab Saudi, tidak setuju dengan langkah itu.