Israel Lakukan Penutupan Dua Hari di Jalur Gaza dan Tepi Barat

Author : Administrator | Friday, April 22, 2016 10:13 WIB
Tempel Mount atau juga disebut kompleks al-Haram

 

JERUSALEM, KOMPAS.com -  Israel telah mengumumkan penutupan semua pintu masuk antara daerah okupasi di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan teritori Israel, selama dua hari.

Penutupan berlaku sejak Jumat (22/4/2016) hingga Sabtu (23/4/2016) karena dua hari itu merupakan puncak fesitval Pesakh, atau perayaan Paskah Yahudi.

Berbagai insiden yang membuat Israel dan Palestina bersitegang telah terjadi sejak Oktober 2015. Hingga awal April ini, setidaknya 201 warga Palestina dan 28 warga Israel tewas.

Blokade itu diputuskan setelah otoritas Israel melakukan "evaluasi situasi keamanan", kata seorang juru bicara militer tanpa merinci.

Pemerintah Israel di masa lalu telah secara rutin menutup akses ke Israel untuk warga Palestina selama festival agama Yahudi itu.  Namun, untuk kasus-kasus kemanusiaan dan medis dikecualian.

Ribuan peziarah Yahudi akan mengalir ke Jerusalem dan beberapa tempat suci lainnya selama delapan hari libur Paskah. Mereka memeringati pembebasan dari Mesir seperti dikatakan kitab suci.

“Ketika Paskah mendekat, semua ekstremis akan menyebarkan kebohonan  tentang kebijakan kami mengenai Temple Mount,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan lalu.

Tempat yang dimaksud Netanyahu itu merujuk ke situs sejarah di Jerusalem yang dianggap suci oleh orang Yahudi, Muslim, dan Kristen.

“Kami akan bertindak melawan provokator tersebut dengan mengerahkan bala bantuan keamanan di daerah sengketa,”  katanya.

Sebagian besar warga Palestina yang tewas dalam beberapa bulan terakhir terlibat dalam serangan dengan pisau, senjata, atau penabrakan dengan mobil.

Awal pekan ini, pelaku bom bunuh diri menarget sebuah bus di Jerusalem hingga menewaskan lebih dari 20 orang.  Israel menyalahkan Hamas, penguasa di Jalur Gaza.

Banyak analis mengatakan Palestina sedang frustrasi karena pendudukan Israel dan pembangunan pemukiman di Tepi Barat.

Israel menyalahkan provokasi oleh para pemimpin Palestina dan media sebagai salah satu penyebab utama meningkatnya kekerasan antara keduanya. 

Harvested from: http://internasional.kompas.com/
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: