Seorang perempuan memegang poster bertuliskan: |
OKYO, KOMPAS.com - Upacara berkabung dilangsungkan di Tokyo hari Minggu (1/2/2015) bagi wartawan Jepang, Kenji Goto, yang dipenggal kepalanya oleh ISIS.
Nasib Kenji Goto tadinya selalu dikaitkan dengan pilot pesawat tempur Yordania, Muath al-Kaseasbeh, tetapi video pemenggalan kepala yang dipasang ISIS di internet tidak menunjukkan atau menyebut keberadaan Kaseasbeh, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan nasibnya.
Jepang dan Amerika mengutuk ISIS setelah video eksekusi yang mengerikan itu dipasang di internet. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyebut pembunuhan itu “tidak berperikemanusiaan dan merupakan tindakan teroris yang hina”, serta bersumpah tidak akan pernah melupakan para pembunuh.
Pemimpin Jepang itu juga menambahkan bahwa “Jepang tidak pernah menyerah pada teroris. Jepang akan memperluas dukungan kemanusiaan dalam bidang pangan dan medis.
Di Washington, Presiden Amerika Barack Obama menyebut pembunuhan itu sebagai “hal yang hina”.
Di New York, Dewan Keamanan PBB ikut menyampaikan kecaman keras dan menyebut pemenggalan kepala itu sebagai “pembunuhan hina dan pengecut”.
Pernyataan-pernyataan ini disampaikan beberapa jam setelah sebuah video memperlihatkan Kenji Goto berlutut disamping seorang laki-laki yang mengenakan penutup kepala dan memegang pisau di leher Goto. Sama seperti video pemenggalan kepala yang sebelumnya dipasang di internet, video itu diakhiri dengan gambar tubuh yang sudah dimutilasi.
Ibu Kenji Goto – Junko Ishido – mengatakan ia berharap kematian putranya “akan memberi sumbangsih pada dunia, betapa pun kecil artinya. Saya sangat berterimakasih jika hal ini terjadi”.
Beberapa analis yakin pelaku eksekusi memiliki logat Inggris yang sama dengan pembunuh yang ada dalam beberapa video eksekusi ISIS sebelumnya.
Video baru yang dipasang dua hari setelah tenggat terakhir yang ditetapkan militan itu menuntut pembebasan Sajida al-Rishawi, yang menghadapi hukuman mati dengan cara digantung karena berperan dalam tiga pemboman hotel di Yordania tahun 2005.
Sehari sebelumnya Menteri Luar Negeri Jepang mengatakan kemajuan untuk membebaskan Goto dan Kaseasbeh “menemui jalan buntu”.
Sementara rakyat Jepang berduka atas kematian itu, kerabat pilot pesawat tempur Yordania Muath al-Kasaesbeh meminta pemerintah di Amman agar lebih terbuka tentang negosiasi untuk membebaskan pilot itu dari militan. Paman pilot itu, Yassin Rawashda, mengatakan "kami ingin pemerintah memberitahu kami yang sebenarnya."
Kaseasbeh ditangkap bulan Desember lalu setelah pesawat tempurnya ditembak jatuh di daerah yang dikuasai ISIS di Suriah.