Barack Obama (AFP) |
Washington - Kongres Amerika Serikat akhirnya meloloskan rencana Presiden Barack Obama untuk melatih dan mempersenjatai pemberontak Suriah. Hal ini menjadi salah satu strategi penting AS melawan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Dalam voting Senat AS, suara mayoritas menyetujui rencana Obama untuk menghancurkan ISIS yang kini telah menguasai sejumlah wilayah di Irak dan juga Sruiah. Ada 78 suara yang mendukung dan 22 suara yang menolak rencana Obama.
Demikian seperti dilansir AFP, Jumat (19/9/2014).
Dengan adanya persetujuan Kongres AS, maka langkah selanjutnya adalah menunggu tanda tangan Obama. Obama dijadwalkan untuk berpidato di ruang Oval Gedung Putih pada Kamis (18/9) malam waktu setempat.
Anggota parlemen AS banyak yang khawatir jika rencana militer di Suriah ini akan memicu perang baru di kawasan Timur Tengah. Banyak yang menentang adanya penggunaan kekuatan militer hingga akhir tahun ini, terutama pasca pemilu paruh waktu pada 4 November mendatang.
"Ini penting bahwa kita memberikan kesempatan bagi para moderat di negara tersebut, untuk bertempur," ucap Senat Richard Shelby di hadapan Kongres AS.
Shelby juga merefleksikan pengakuan yang luas bahwa serangan udara AS di Irak dan juga keputusan membantu pemberontak Suriah dalam melawan ISIS, merupakan langkah pertama yang bisa memperpanjang aksi militer AS.
"Akan tiba saatnya ketika diperlukan lebih banyak aksi untuk mengalahkan musuh ini. Ini tidak akan terjadi dalam durasi singkat," sebut Shelby.
Obama telah menekan Kongres AS untuk memberikan izin kepadanya dalam memulai aksi militer melawan ISIS di Suriah. Meskipun banyak pihak meyakini bahwa Obama memiliki kewenangan konstitusional untuk melancarkan serangan di Suriah, sama seperti yang telah dilakukan di Irak.