Seorang perempuan mendorong gerobak berisi sedikit harta benda yang selamat dari amiukan badai Matius di ibu kota Port-au-Prince, Haiti
PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Korban tewas akibat amukan badai Matius di Haiti terus bertambah dan pada Kamis (7/10/2016) sudah mencapai 264 orang. Demikian dikabarkan Radio Television Caraibes.
Kehancuran terparah di negeri termiskin di benua Amerika itu terpusat di wilayah barat daya yang sudah terputus dari dunia luar selama dua hari.
Salah satu kota yang luluh lantak adalah Jeremie di wilayah selatan negeri itu seperti dikabarkan badan amal CARE.
"Jeremie benar-benar hancur. Sekitar 80 persen bangunan di kota itu hilang. Semua jaringan telepon dan listrik musnah," kata Direktur Care Haiti, Jean-Michel Vigreux.
"Akses menuju kota itu terputus serta semua orang tak punya makanan dan uang," tambah Vigreux lewat akun Twitter-nya.
Lebih jauh ke selatan, tepatnya di kota Les Cayes yang juga merupakan salah satu pelabuhan besar di Haiti, jurnalis AFP menyaksikan atap sebuah katedral yang sama sekali hikang,
Pusat kota Les Cayes mampu bertahan dari kehancuran total karena konstruksi bangunan yang kokoh, tetapi banjir dan angin kencang yang dibawa badai itu meluluhlantakkan perkampungan Croix-Marche a Terre yang berada di pesisir.
Pohon-pohon kelapa yang tumbang menghancurkan puluhan bangunan terutama atap rumah-rumah sederhana yang dibuat dari seng.
Badai Matius itu juga menghancurkan perkebunan pisang dan mangga yang berada di sekitar kawasan tersebut.
Hingga Kamis, jumlah korban tewas akibat badai terdahsyat di Karibia selama satu dekade terakhir itu telah mengakibatkan 108 warga Haiti tewas.
Setelah menghancurkan Haiti, pada Kamis malam badai Matius menuju ke Florida, AS. Akibatnya lebih dari 1,5 juta orang dievakuasi dan Presiden Barack Obama menetapkan situasi darurat federal.
Editor | : Ervan Hardoko |
Sumber |
: AFP, |