 |
| Lokasi pusat gempa yang mengguncang Korea Utara, Rabu (6/1/216). |
KOMPAS.com - Korea Utara mengumumkan rencana untuk meluncurkan sebuah satelit baru bulan ini, kata sebuah badan Perserikatan Bangsa-bangsa.
Organisasi Maritim Internasional PBB menyatakan, pihaknya mendapat informasi soal rencana Pyongyang meluncurkan sebuah satelit antara tanggal 8 dan 25 Feburari.
Rencana itu muncul setelah Korea Utara menjalankan uji nuklir yang keempat kalinya pada 6 Januari lalu dan memicu kecaman internasional.
Para pengkritik menyebut, peluncuran satelit tersebut hanyalah selubung untuk uji coba teknologi rudal balistik.
Minggu lalu, para pejabat AS mengatakan, Korea Utara tampaknya sedang mempersiapkan peluncuran sebuah roket.
Informasi itu berdasarkan indikasi adanya peningkatan aktivitas di sekitar Pusat Peluncuran Satelit Sohae yang juga dikenal sebagai TongChang-ri.
Korea Utara pernah meluncurkan roket jarak jauh pada Desember 2012, berhasil memasukkan sebuah objek ke orbit yang diklaim Pyongyang sebagai satelit komunikasi yang dibawa Unha-3 tiga tahap.
Namun kemudian Dewan Keamanan PBB menyatakan bahwa peluncuran itu "pelanggaran yang nyata" terhadap resolusi atas pelarangan Korea menjalankan uji coba rudal. Akibatnya negara komunis itu mendapatkan sanksi baru.
Korea Utara mengklaim bahwa program antariksanya untuk perdamaian. Namun sebagian meyakini bahwa program itu sedang mengembangkan rudal balistik antar-benua yang bisa menyerang Amerika Serikat.
