Kritik Pemerintah, Ekonom Tolak Penghargaan Tertinggi Negara dari Era Napoleon

Author : Administrator | Friday, January 02, 2015 09:28 WIB
 Ekonom Perancis Thomas Piketty. Gambar diambil pada 13 Maret 2013

PARIS, KOMPAS.com -- Ekonom berpengaruh Perancis, Thomas Piketty, yang juga adalah penulis buku laris "Capital in the 21st Century", Kamis (1/1/2015), menolak menerima penghargaan tertinggi dari negaranya, the Legion d'honneur, sebagai kritik terhadap pemerintah.

"Saya baru saja tahu telah dinominasikan untuk penghargaan Legion. Saya menolak penominasian itu karena saya pikir bukan tugas pemerintah untuk menentukan penerima penghargaan ini," kata Piketty.

"Mereka lebih baik berkonsentrasi pada menghidupkan kembali pertumbuhan (ekonomi) di Perancis dan Eropa (daripada mengurusi penghargaan)," lanjut Piketty. Dia dikenal dekat dengan Partai Sosialis tetapi justru berjarak dengan kebijakan Presiden Francois Hollande yang diusung partai itu.

Ekonom berumur 43 tahun tersebut berada dalam daftar para nominee dari penghargaan prestisius tersebut pada Kamis. Nama lain di daftar itu adalah Jean Tirole, penerima Nobel dan penghargaan ekonomi, serta Patrick Modiano di bidang sastra.

Piketty mendapatkan perhatian dunia dengan menulis buku tentang ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi, yang terjual lebih dari 1,5 juta eksemplar. Dia telah menarik perhatian para pembaca khusus dari Amerika Serikat, yang membuat dia bertemu dengan penasihat Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Namun, buku Piketty justru tak mendapatkan banyak perhatian di Perancis, setelah dia menjadi penentang keras kebijakan pemerintahan Hollande. Dia mengkritisi pengingkaran Hollande atas janji kampanyenya tentang reformasi fiskal, termasuk rencana penerapan pajak progresif.

"Tak ada yang memberitahu saya lebih dahulu tentang penominasian ini, yang kalau saja ada (pemberitahuan) itu saya akan serta-merta menolaknya," tegas Piketty.

Pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan

Piketty bukan orang pertama yang menolak menerima penghargaan tertinggi negara yang pertama kali diberikan pada 1802, era pemerintahan Napoleon Bonaparte ini.

Sederet tokoh lain yang menolak penghargaan ini  antara lain adalah Albert Camus, Jean-Paul Sartre, dan Simone de Beauvoir. Ada juga Claude Monet dan Abbe Pierre.

Bahkan, perintis teknologi radiologi, pasangan Pierre dan Marie Curie, juga bintang fillm Brigitte Bardot tak mau menerima penghargaan tersebut.

Alasan penolakan penghargaan itu bervariasi, mulai dari tidak sependapat dengan pemerintah hingga pernyataan independensi maupun ketidakpedulian.

Komposer Hector Berlioz yang mendapatkan penghargaan ini sebagai pengganti uang 3.000 franc yang dijanjikan pemerintah, berkomentar lantang, "Aku tidak peduli dengan janjimu. Berikan saja uangmu."

Buku Piketty "Capital in the 21st Century" telah dipuji sebagai "buku tahun ini" oleh Financial Times. Para ekonom menjulukinya sebagai "modern-day Marx", versi modern Marx. 

Dalam buku setebal 1.000-an halaman itu, Piketty menyajikan statistik sejak era 1700-an untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi tidak secara alami memperbaiki kesenjangan, karena modal cenderung bertambah lebih cepat di negara maju, mereka yang sudah kaya akan semakin kaya.

Piketty berpendapat ada potensi ancaman bagi masyarakat demokratis dan nilai-nilai keadilan sosial yang menjadi basis pertumbuhan ekonomi itu. Profesor di Paris School of Economics tersebut menegaskan hanya pajak progresif atas modal dan koordinasi di tataran global sebagai satu-satunya solusi atas ancaman itu.

Harvested from: http://internasional.kompas.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: