Jurnalis : Rahman Asmardika
Presiden Joko Widodo dan PM Australia Malcom Turnbull saat blusukan ke pasar Tanah Abang, 12 November 2015. (Foto: Antara)
JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan mengunjungi Australia pada 6 sampai 8 November 2016. Lawatan presiden ke Negeri Kanguru ini merupakan balasan untuk kunjungan Perdana Menteri (PM) Malcolm Turnbull ke Jakarta pada 2015.
Dalam kunjungan kali ini, Presiden Jokowi akan membawa rombongan yang di antaranya terdiri dari Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Polhukam Wiranto, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Di sana, presiden dijadwalkan bertemu dengan Gubernur Jenderal Australia dan akan melakukan pidato di depan Parlemen Negeri Kanguru serta menemui warga negara Indonesia yang ada di Australia.
Fokus utama yang akan ditekankan dalam kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Australia pekan depan adalah mengenai kerjasama ekonomi maritim dengan Australia yang sempat dibahas dalam pertemuan 2+2 di Bali bulan lalu. Akan dibahas juga mengenai kerjasama ketahanan pangan, percepatan perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive EconomicPartnership Agreement (IACEPA) serta kerjasama di bidang maritim.
"Pada pertemuan tersebut, presiden menekankan IA CEPA harus selesai pada akhir 2017," kata Direktur Asia Timur dan Pasifik Edi Yusup dalam pertemuan pers rutin di Kementerian Luar Negeri, Kamis (3/11/2016).
Di luar pembahasan masalah ekonomi, presiden juga akan membahas mengenai kerjasama kontra-terorisme, termasuk rencana pembangunan pusat deradikalisasi di daerah Sentul serta kerjasama di bidang pendidikan antara Indonesia dengan Australia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menegaskan, rencana kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Australia ini tidak akan dipengaruhi situasi tegang yang tengah terjadi di dalam negeri terkait rencama demonstrasi besar-besaran pada 4 November.
"Rencana ini sudah ditetapkan sejak lama. Tidak mudah menetapkan tanggal. Sampai saat ini, informasi yang kami miliki, rencana masih tetap berjalan," ujar Tata, panggilan akrab Arrmanatha.
