Pasukan Irak memperoleh kemajuan yang 'lebih cepat dari yang dijadwalkan' dihari pertama serangan besar untuk merebut kembali Mosul, Pentagon mengatakan.
Namun juru bicara Pentagon Peter Cook memperingatkan pertempuran 'bisa memakan waktu lama' karena masih belum jelas apakah kelompok yang menyebut diri Negara Islam atau ISIS akan 'melakukan perlawanan sengit.'
Pasukan koalisi berusaha bergerak menuju kota itu sejak dini hari Senin (7/10).
ISIS merebut Mosul yang merupakan kota terbesar kedua Irak, pada Juni 2014.
Pemimpin kelompok ekstremis itu, Abu Bakr al-Baghdadi kemudian memilih Mosul sebagai tempat untuk mengumumkan pembentukan kekhalifahan, sehingga merebut kembali kota itu akan merupakan hal yang 'simbolik,' menurut Peter Cook.
Peter Cook mengatakan kepada wartawan di Washington: "Indikasi awal adalah bahwa pasukan Irak telah mencapai tujuan mereka sejauh ini, dan bahwa mereka lebih cepat dari jadwal untuk hari pertama yang dirancang Irak. Tapi sekali lagi, ini masih sangat dini, dan musuh mendapatkan dukungan di sini. Kami akan melihat apakah ISIS bangkit melakukan perlawanan sengit."
Suatu koalisi yang terdiri dari 30.000 pasukan Peshmerga Kurdi, milisi Sunni dan pasukan Irak, dikerahkan dalam serangan yang direncanakan sejak berbulan-bulan itu.
Diperkirakan di Mosul masih terdapat antara 4.000 dan 8.000 pasukan ISIS.
Pasukan Kurdi sudah berhasil mengambil alih beberapa desa dalam beberapa jam pertama operasi, dan pada Senin malam mereka telah mencapai semua tujuan utama serangan mereka, termasuk merebut kembali kawasan seluas 200 km persegi dan sembilan desa dalam waktu kurang dari 24 jam.
Seorang jenderal Kurdi mengatakan kepada Orla Guerin dari BBC: "Kami menghadapi musuh yang kuat, mereka tidak hanya memerangi Kurdi atau Syiah, mereka memerangi seluruh dunia.
"Kami ingin mengalahkan mereka demi kepentingan semua orang."
Tapi seiring pertempuran semakin mendekat ke kota, kekhawatiran muncul terkait keselamatan warga sipil yang masih terperangkap di kawasan itu.
Menteri Pembangunan Internasional Inggris Priti Patel mengatakan perlindungan warga sipil harus mendapat 'perhatian utama.'
"Pengambilalihan kembali Mosul akan menjadi langkah penting menuju upaya mengalahkan Daesh (ISIS) di Irak dan mengakhiri tirani terhadap penduduk sipil di kota itu," katanya.
"Namun, karena satu setengah juta orang masih tinggal di kota itu, jelas bahwa perlindungan dan keselamatan mereka harus menjadi perhatian utama."
Sejauh ini pemerintah Irak telah menyebarkan ribuan selebaran di Mosul, tentang apa yang harus dilakukan warga selama serangan.
"Pemahaman saya adalah bahwa mungkin tujuh juta selebaran akan diturunkan lagi (dari pesawat terbang) dalam 48 jam mendatang untuk memberitahu penduduk Mosul cara paling aman dalam melindungi diri selama pertempuran," kata Peter Cook.
BBC memahami bahwa pesawat-pesawat Inggris juga telah terlibat dalam serangan udara koalisi terhadap Mosul.
Sumber: BBC Indonesia