Margaret Thatcher, Tipe Pemimpin yang Didambakan di Indonesia

Author : Administrator | Tuesday, April 23, 2013 12:07 WIB
Margaret Thatcher, Tipe Pemimpin yang Didambakan di Indonesia ASSOCIATED PRESS/GERALD PENNY Belajar gaya memimpin dari Margaret Thatcher.

oleh Anton Alifandi

Sebagai wartawan Indonesia di London yang mengikuti perkembangan politik di Inggris dan di tanah air, pemberitaan tentang Margaret Thatcher membuat saya berpikir bahwa dia adalah tipe pemimpin yang didambakan banyak orang di Indonesia dewasa ini.

Nyonya Thatcher adalah seorang pemimpin yang tegas, berani dan konsisten; begitu dia yakin bahwa kebijakannya benar, dia tidak akan berputar haluan karena tekanan massa maupun nasehat para pembantu-pembantunya. Beberapa peristiwa berikut ini menggambarkan kepemimpinan Nyonya Thatcher sebagai Perdana Menteri Inggris dari tahun 1979 sampai 1990.

Margaret Thatcher berani mengambil resiko besar ketika pada tahun 1982 dia memutuskan untuk merebut kembali Kepulauan Falklands yang diduduki Argentina meski Kementrian Luar Negeri menyarankan agar dia berkompromi.

Pemerintah Presiden Ronald Reagan di Amerika Serikat juga menasihati agar Nyonya Thatcher berunding dengan Argentina. Walaupun begitu, Thatcher berkeras bahwa dia tak akan berkompromi soal kedaulatan dan memutuskan untuk mengirimkan angkatan lautnya ke kepulauan yang berjarak 12.000 km dari daratan Inggris dan hanya terletak 500 km dari Argentina. Seandainya gagal merebut Falklands, Thatcher yang baru berumur tiga tahun hampir pasti akan jatuh karena pemerintahnya ketika itu sedang tidak populer akibat tingkat pengangguran yang tinggi.

Keputusan Thatcher untuk merebut Falklands jauh lebih berani dibanding dengan kebijakan Perdana Menteri Tony Blair untuk mengekor Amerika Serikat dengan menyerbu Irak pada tahun 2003. Dalam Perang Irak, Amerika dan Inggris mustahil kalah secara militer sedangkan dalam Perang Falklands kekalahan bagi Inggris merupakan sebuah kemungkinan yang nyata.

Dalam politik domestik, Thatcher juga pemimpin yang bernyali besar sekaligus cermat secara taktis. Pada dasawarsa 1970an hingga pertengahan 1980an ketika negara masih berperan besar dalam hampir semua sektor ekonomi, pemerintah Inggris hampir selalu bertekuk lutut menghadapi tuntutan serikat buruh.

Namun pada tahun 1984, Nyonya Thatcher memutuskan untuk menghadapi serikat pekerja batubara yang dipimpin Arthur Scargill, seorang aktivis buruh Marxis radikal. Scargill menentang keputusan pemerintah untuk menutup tambang-tambang batubara yang sudah tidak ekonomis dan mengira Thatcher akan menyerah begitu listrik padam akibat pasokan batubara yang terputus.

Ternyata Thatcher sudah bersiap diri dengan menimbun stok batubara sehingga dalam adu kuat yang berlangsung selama satu tahun, pemogokan besar yang sering diwarnai dengan bentrokan berakhir tanpa konsesi dari pemerintah. Berkat Thatcher, sejak itu serikat buruh tidak lagi menjadi momok bagi industri Inggris. Pada tahun 1979, kehilangan 29 juta jam kerja akibat pemogokan, pada tahun 1989 angka itu turun menjadi dua juta jam kerja.

Dobrak konsensus
Selain berani, Thatcher juga mempunyai keyakinan kuat dalam kebijakan ekonomi yang dia anut. Dia mendobrak konsensus di antara dua partai terbesar di Inggris yaitu Partai Buruh dan Partai Konservatif yang berlaku sejak akhir Perang Dunia II dimana negara langsung menguasai asset ekonomi, tingkat pajak tinggi dan regulasi yang ketat.

Pada zaman Thatcher British Airways, British Telecom, British Gas, dan British Leyland dijual kepada publik dalam sebuah rangkaian kebijakan yang menelorkan istilah baru bernama ‘privatisation’. Kebijakan privatisasi Thatcher kemudian ditiru berbagai negara di dunia termasuk Indonesia.

Ketika pada awal pemerintahnya kebijakan Thatcher membuat pengangguran melonjak dari satu juta jiwa menjadi tiga juta pada puncaknya, dia menghadapi desakan dari dalam partainya untuk berputar haluan. Namun Thatcher tetap bersiteguh bahwa kebijakannya benar dan perlu dilakukan inflasi tinggi bisa terkendali dan perekonomian Inggris kompetitif. Pendapatan per kapita masyarakat Inggris yang terus merosot dibandingkan dengan Jerman dan Perancis, jauh meningkat pada akhir pemerintahan Thatcher.

Tentu tidak mudah membayangkan bagaimana seandainya seseorang seperti Nyonya Thatcher menjadi pemimpin di Indonesia. Dia berkuasa pada zaman yang berbeda dan di negara yang tantangannya amat berbeda dengan Indonesia. Walaupun begitu pengandaian tentang esensi kebijakan dan gaya kepemimpinan Thatcher saya kira tidak mengada-ada.

Sebagai contoh, mustahil seorang pemimpin seperti Margaret Thatcher mengubah kebijakan soal subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) gara-gara tekanan demonstrasi mahasiswa dan serikat pekerja. Dia akan melihat bahwa penghapusan subsidi BBM mutlak perlu demi alokasi sumber daya ekonomi yang efisien dan begitu dia yakin bahwa kebijakannya benar, dia akan memperjuangkannya sekuat tenaga.

Layani debat
Nyonya Thatcher akan melayani perdebatan untuk membuktikan bahwa idenya benar dan secara taktis tidak akan membiarkan dirinya kecolongan di badan legislatif maupun pengamanan di lapangan. Sulit dibayangkan juga bahwa seorang pemimpin seperti Thatcher akan membiarkan serikat buruh melakukan blokade jalan tol seperti yang terjadi di Bekasi pada awal 2012, apalagi kemudian mengabulkan tuntutan serikat pekerja untuk sebuah aksi yang dia pandang sebagai intimidasi.

Walau sudah 22 tahun meninggalkan pemerintahan, warisan politik dan ekonomi Margaret Thatcher sampai sekarang masih menjadi perdebatan tajam dan emosional di Inggris. Para pemujanya menganggap dia sebagai pemimpin yang menyelamatkan Inggris dari ambang kehancuran, sementara pengkritiknya melihat dia sebagai pemimpin kejam yang membiarkan jutaan rakyat menganggur.

Namun kawan maupun lawan sepakat bahwa Thatcher adalah seorang pemimpin pemberani dan berpendiran kuat, bukan pemimpin yang mudah ditiup angin atau menyerah menghadapi sedikit kesulitan. Sifat-sifat inilah yang membuat dia relevan dalam pembahasan kepemimpinan politik Indonesia masa kini.

*) Anton Alifandi, wartawan Indonesia di London

Harvested from: http://internasional.kompas.com/read/2013/04/16/1842533/Margaret.Thatcher.Tipe.Pemimpin.yang.Didambakan.di.Indonesia
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: