Pasukan Kachin (AP)
|
YANGON – Pemberontak Kachin menyatakan, militer Myanmar kembali melakukan serangan udara ke pos-pos militer yang dimilikinya di wilayah utara Myanmar. Pemerintah Myanmar sendiri belum memberikan keterangan tentang serangan lanjutan itu.
Juru bicara dari pemberontak Kachin La Nan menyatakan, militer Myamar menyerang pos-pos gerilya milik pemberontak pada Senin lalu. Aksi militer Myanmar kemudian dilanjutkan dengan serangan udara pada sore harinya.
Serangan tersebut menunjukkan bahwa Myanmar tidak mau mendengarkan permintaan komunitas internasional untuk menahan serangan agar dapat meredakan kondisi yang memanas beberapa pekan ke belakang.
“Pasukan pemerintah menyerang pos-pos militer kami di wilayah perbukitan agar wilayah itu dapat digunakan untuk melakukan serangan lanjutan ke markas pusat kami di Kota Laiza,” ujar La Nan, seperti dikutip Associated Press, Senin (7/1/2013).
Etnis Kachin merupakan etnis minoritas yang mendiami wilayah utara Myanmar yang berbatasan dengan China dan India. Sama seperti banyak etnis minoritas lainnya, etnis Kachin melakukan aksi pemeberontakan karena menuntut diberikannya hak otonomi yang lebih luas dari pemerintah pusat Myanmar yang dikuasi etnis mayoritas Bamar.
Presiden Thein Sein yang reformis telah berhasil membuat kesepakatan gencatan senjata dengan sekitar 10 kelompok pemberontak yang ada di Myanmar. Namun perundingan gencatan senjata antara pemerintah dengan pemberontak Kachin berlangsung buntu.
Pertempuran yang terjadi saat ini sendiri dimulai setelah pemberontak Kachin menyerang konvoi militer Myanmar di Kota Laiza pada Desember tahun lalu. Pihak pemberontak menyebut konvoi tersebut membawa persediaan amunisi untuk pasukan pemerintah yang akan digunakan untuk menyerang kelompok pemberontak.
Serangan tehadap konvoi itu kemudian menjadi alasan militer Myanmar untuk membombardir wilayah Kachin. Sekira 100 ribu orang dilaporkan telah mengungsi akibat konflik yang terjadi di wilayah tersebut.
(AUL)