PM Israel Netanyahu (foto:www.republika.co.id) |
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu menyatakan Israel tak punya banyak pilihan jika berhadapan dengan aksi kekerasan. Ia juga ingin 'menghentikan segala bentuk perlawanan terhadap Israel dan siapa saja yang melakukannya'.
Ia menyatakan hal itu usai mengadakan pertemuan terbatas dengan kabinetnya. Ia menyatakan, kebijakan pertahanan Israel dalam kaitan ini hanya mengenal dua prinsip: membunuh atau dibunuh. "Siapa yang menyakiti Anda, harus berdarah di kepalanya," ujarnya.
Masih dalam jumpa pers usai rapat itu, ia menyatakan, "Saya sarankan Hamas, Jihad dan organisasi lain tidak menguji tekad kita untuk mewujudkan dua prinsip yang saya jelaskan di sini." Ia menegaskan kembali dua tekad warga Israel: agresif dan efektif.
Netanyahu membuat pernyataan tak lama setelah kelompok jihad Islam mengatakan akan menerima gencatan senjata yang ditengahi Mesir jika Israel setuju untuk menghentikan "agresi" terhadap Gaza.
Hanya beberapa jam kemudian, Angkatan Udara Israel menyerang sel militan yang diklaim mereka siap untuk meluncurkan roket ke Israel. Satu gerilyawan tewas dalam serangan itu, kata sumber warga Palestina.
Sembilan orang bersenjata Palestina lainnya dan seorang warga sipil Israel telah tewas sejak kekerasan lintas-perbatasan kembali terjadi minggu lalu.