Nigeria dan Afganistan Dicap Cameron sebagai Negara Paling Korup

Author : Administrator | Wednesday, May 11, 2016 07:54 WIB
Ratu Elizabeth II dan David Cameron

 

LONDON, KOMPAS.com – Perdana Menteri Inggris,  David Cameron, menyebut Nigeria dan Afganistan ‘mungkin dua negara paling korup di dunia’, seperti dilaporkan Agence France-Presse, Rabu (11/5/2016).

Cameron mengungkapkan hal dalam pidatonya pada Selasa di depan Ratu Elizabeth II dan Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, yang secara tak sengaja bocor kepada publik.

Ratu Elizabeth pun pernah tertangkap kamera membuat pernyataan yang salah tentang delegasi China yang “kasar”.

Cameron terekam kameran memberikan pernyataan itu di hadapan ratu dan uskup di sebuah acara di Istana Buckingham menjelang konferensi tingkat tinggi (KTT) anti-korupsi dan London menjadi tuan rumah, Kamis (12/5/2016).

“Kami mempunyai (daftar) pemimpin beberapa negara yang melakuktan korusi secara fantastis datang (menghadiri KTT) di Inggris,” kata perdana menteri.

“Nigeria dan Afganistan, mungkin dua negara yang paling korup di dunia,” tambahnya.

Welby, yang bekerja sebagai eksekutif perusahaan minyak di Afrika Barat sebelum bergabung dengan gereja dan bekerja untuk merancang resolusi konflik di Nigeria, membela Nigeria.

Uskup Welby mengatakan, “Presiden ini tidak melakukan korupsi”.

“Iya benar-benar berusaha,” kata Welby. “Iya sedang berusaha, bukan?” kata Welby lagi.

Tidak jelas benar siapa yang mereka maksudkan. Namun, Presiden Nigeria Muhammadu Buhari dan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah memastikan diri menghadiri KTT anti-korupsi itu.

Namun, mengingat Welby pernah bekerja di Nigeria, tampaknya ia membela Presiden Buhari, seorang milier dan Muslim moderat, yang kini gencar memerangi kelompok radikal Boko Haram itu.

Dalam sebuah kesempatan terpisah di sebuah acara di taman pada Selasa (10/5/2016),  Ratu Elizabet juga terekam kamera.

Elizabeth saat di taman itu menyebut delegasi kenegaraan China tahun lalu sebagai “kasar”.

Komandan Polisi Lucy D'Orsi memperkenal diri kepada Ratu Elizabet sebagai wanita yang mengawasi keamanan untuk kunjungan Presiden Xi Jinping dan istrinya pada Oktober.

Saat itu ratu mengatakan, anggota delegasi China “sangat kasar kepada duta besar”. Tidak ada penjelasan rinci tentang duta besar yang mana.

D’Orci setuju dan mengatakan, “Saya pikir itu sangat kasar dan sangat kurang bijaksana”. Tidak jelas juga, anggota delegasi China yang mana yang dimaksudkan.

Beijing dan media pemerintah China pada saat itu memuji kunjungan ke Inggris sebagai bentuk yang sangat tinggi dalam hubungan China-Inggris.

Harvested from: http://internasional.kompas.com/
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: