(REUTERS/Kevin Lamarque)
|
VIVAnews - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengunjungi sekolah Sandy Hooks yang menjadi lokasi penembakan brutal pekan lalu. Dalam pidatonya, Obama menyatakan belasungkawa dan berjanji akan mencegah peristiwa serupa terjadi di masa depan.
"Di Newtown, saya ingin menyampaikan cinta dan doa saya kepada negara. Saya menyadari bahwa kata-kata tidak mampu menyembuhkan derita atau luka di hati yang kalian derita," kata Obama, Minggu waktu setempat di kota Newtown, Connecticut, dilansir Reuters.
Hari itu juga, ribuan penduduk kota melakukan upacara berkabung di beberapa gereja. Mereka mengenang 27 korban tewas dalam penembakan yang dilakukan oleh Adam Lanza, 20. Sebanyak 20 korban adalah murid siswa usia 5-10 tahun.
Lanza melancarkan aksinya dengan menggunakan tiga senjata api, salah satunya adalah senapan serbu. Persenjataan mematikan ini adalah milik ibunya, Nancy, yang juga tewas terbunuh. Nancy memang dikenal sebagai kolektor senjata api. Belum jelas motif pembunuhan ini.
Dalam pidatonya, Obama memuji para staf dan guru yang berhasil melindungi murid-murid. Beberapa guru mengaku menjejalkan murid ke dalam toilet atau lemari untuk menyembunyikan mereka dari serangan Adam.
"Mereka merespon dengan apa yang kita harapkan dalam situasi menakutkan tersebut. Dengan keberanian dan kasih sayang, mempertaruhkan nyawa mereka untuk melindungi anak-anak yang mereka asuh," kata Obama.
Ratusan orang yang mengikuti upacara berkabung itu larut dalam tangisan saat Obama membacakan satu per satu nama korban tewas. Obama beberapa kali menunduk dan matanya berkaca-kaca.
Peristiwa ini adalah kesekian kalinya terjadi di AS. Sebelumnya di pekan yang sama, penembakan terjadi di mall Oregon yang menewaskan tiga orang, termasuk pelaku. Berbagai kasus ini memaksa Obama meninjau kembali peraturan kepemilikan senjata yang dianggap terlalu bebas di AS.
"Kita tidak bisa menolerir ini lagi. Tragedi ini harus berakhir. Dan untuk mengakhirinya kita harus berubah," kata Obama.
"Dalam minggu-minggu ke depan, saya akan menggunakan kekuasaan saya untuk merengkuh seluruh warga, mulai dari penegak hukum, petugas medis profesional hingga orangtua dan pendidik, demi mencegah peristiwa ini terjadi lagi. Apa lagi pilihan kita? Kita tidak bisa membiarkan hal ini jadi rutinitas," ujarnya lagi. (eh)