Presiden Obama beri pernyataan pasca tewasnya Dubes AS di Llibya
|
VIVAnews -- Ulah Nakoula Basseley Nakoula, otak di balik film anti-Islam, "Innocence of Muslims," membuat pusing Pemerintah Amerika Serikat Korps diplomatik AS di luar negeri menjadi sasaran protes, bendera dibakar.
Keselamatan warga AS juga terancam, bahkan sudah ada diplomatnya yang jadi korban. Presiden Barack Obama lalu meminta para pemimpin dunia muslim untuk menjamin keamanan warga Amerika di luar negeri.
"Pesan kepada dunia muslim, kami berharap kerja samanya untuk memastikan keamanan warga AS," kata Obama dalam sebuah wawancara yang direkam CBS di New York, seperti dimuat Reuters. "Kami berharap kerja sama penuh, karena itulah satu-satunya cara dunia bekerja."
Dalam serangan di konsulat AS di kota Benghazi pekan lalu, Duta Besar AS untuk Libya, Christopher Stevens, dan tiga diplomat Amerika lainnya tewas. Mereka jadi pelampiasan kemarahan massa atas film itu.
Obama telah memerintahkan pengetatan keamanan di AS. Soal cuplikan "Innocence of Muslims," ia menegaskan itu adalah video ofensif, namun tak seharusnya menjadi alasan untuk melakukan kekerasan.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, menegaskan pemerintah AS tidak ada hubungannya dengan yang menghina Nabi Muhammad itu, yang dibuat Sam Bacile, nama samaran Nakoula Basseley Nakoula.
“Pemerintah Amerika Serikat sama sekali tidak ada hubungannya dengan video itu. Kami benar-benar menolak isi dan pesannya,” ujarnya kepada pejabat senior Maroko.
“Bagi kami, dan bagi saya pribadi, video itu sangat menjijikkan dan tercela. Tampak jelas sekali itu memiliki tujuan yang sangat sinis, yakni merendahkan agama dan memancing kemarahan,” lanjutnya. (ren)