OKI Bekukan Keanggotaan Suriah

Author : Administrator | Wednesday, August 15, 2012 13:29 WIB
Delegasi RI di Pertemuan Menteri Luar Negeri Organisasi Kerjasama Islam di Mekkah, Arab Saudi

VIVAnews - Organisasi Kerjasama Islam (OKI) sepakat membekukan keanggotaan Suriah. OKI juga menyerukan PBB agar tidak tinggal diam mengatasi kekerasan atas warga sipil di Suriah.

Demikian ungkap delegasi Indonesia yang mengikuti rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri dan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa OKI di Makkah Al-Mukarramah Arab Saudi. Menteri Luar Negeri RI, Marty M. Natalegawa mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menghadiri KTT Luar Biasa ke-4 itu, yang berlangsung 14-15 Agustus 2012.

Menurut keterangan dari Kementerian Luar Negeri RI, KTT Luar Biasa OKI digelar untuk merespon beberapa isu utama yang dihadapi umat Islam dewasa ini yaitu situasi di Suriah, di Palestina, situasi terakhir Muslim Rohingya dan situasi di Mali.

Setelah melalui pembahasan di tingkat pejabat senior dan tingkat Menteri Luar Negeri, KTT menghasilkan Komunike Bersama dan resolusi OKI mengenai Suriah, Palestina, Muslim Rohingya di Myanmar, dan Situasi di Mali. Terkait masalah Suriah, KTT memutuskan untuk membekukan keanggotaan Suriah pada OKI.

Sejalan dengan yang ditekankan Indonesia pada KTT, para Kepala Negara/Pemerintahan juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan agar dapat segera menghentikan kekerasan dan tumpahan darah yang sedang berlanjut di Suriah.

“Kekerasan, pembunuhan, harus segera dihentikan. Masyarakat internasional termasuk di dalamnya PBB, tidak boleh berpangku tangan: peperangan yang terjadi di Suriah telah mengakibatkan tragedi kemanusiaan” kata Natalegawa.

Isu Rohingya

Selain masalah Suriah, secara khusus, KTT Luar Biasa OKI membahas kondisi kaum minoritas Muslim Rohingya. KTT menyayangkan kekerasan yang terjadi terhadap Muslim Rohingya dan mendorong Pemerintah Myanmar untuk segera melakukan proses rehabilitasi dan rekonsiliasi di daerah Rakhine.

KTT mendukung peran ASEAN dalam membantu Myanmar dalam proses reformasi dan demokrasinya termasuk dalam mengatasi permasalahan etnis Rohingya.

“Indonesia telah dan akan terus menekankan bahwa penghormatan atas hak-hak penduduk dan berbagai komunitas yang ada di Myanmar, termasuk Rohingya, menjadi bagian integral dari proses reformasi dan demokratisasi Myanmar” tutur Marty.

Indonesia bersama Brunei, Malaysia dan Bangladesh juga berhasil mendorong negara-negara OKI agar secara konstruktif mendorong penyelesaian permasalahan Muslim Rohingya di Myanmar.

Keanggotaan Palestina

Khusus terkait isu Palestina, KTT mendukung keanggotaan Palestina sebagai anggota penuh PBB dan meminta seluruh anggota PBB mendukung perjuangan Palestina.

“Perjuangan bangsa Palestina merupakan perjuangan OKI. Juga merupakan Perjuangan bangsa Indonesia. Karenanya, kita harus terus menolak berbagai bentuk pelanggaran hukum internasional yang terus menerus dilakukan oleh Israel,” kata Natalegawa.

Secara umum, Indonesia mendorong agar OKI menjadi organisasi yang efektif menghadapi tantangan- tantangan global saat ini.

“Hari ini, OKI dituntut dan ditantang untuk dapat menangani krisis kemanusiaan mendesak yang tengah dialami saudara-saudari kita di Suriah, Palestina, dan di negara-negara di mana kaum Muslim merupakan minoritas yang terdesak, jika OKI tetap dipandang sebagai organisasi yang memperjuangkan kepentingan umat,”  ujar Natalegawa.

Harvested from: http://dunia.news.viva.co.id
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: