Asap berwarna kekuningan dari bom yang diledakkan pasukan Irak di Al Alam, Irak 10 Maret 2015, menunjukkan kemungkinn penggunaan senjata kimia oleh kelompok militan ISIS. (Foto: Reuters)SIS |
BAGHDAD – Seorang ahli senjata kimia ISIS dilaporkan telah tertangkap dan tengah dalam tahanan pasukan khusus Amerika Serikat (AS). Pria bernama Sleiman Daoud al-Afari tersebut diidentifikasi sebagai mantan pegawai Otoritas Indutrialisasi Militer yang bergerak di bawah perintah pemimpin Irak Saddam Hussein pada 1980an.
Laporan yang dilansir New York Times, Kamis (10/3/2016) menyebutkan bahwa Sleiman saat ini berada di fasilitas penahanan sementara di Erbil, Irak dan tengah menjalani interogasi. Dia dilaporkan telah buka mulut mengenai penggunaan gas mustard bentuk bubuk yang dimasukkan ke dalam peluru artileri oleh militan ISIS.
Sampai saat ini, Pentagon belum memberikan konfirmasi mengenai laporan tersebut. Juru bicara Departemen Pertahanan AS itu hanya membenarkan kabar yang menyebutkan pasukan khusus AS telah memulai operasi di Irak sebagai bagian dari strategi pemerintah Negeri Paman Sam di sana.
“Saya tidak dapat mengonfirmasi laporan ini,” kata juru bicara Pentagon kepada BBC.
“Yang saya dapat beritahukan kepada Anda, dan seperti yang dikatakan Menteri Pertahanan Ash Carter baru-baru ini, pasukan Expeditionary Targeting Force (ETF) telah memulai operasi di Irak, tapi saya tidak akan menjelaskan lebih detail mengenai misi tersebut karena berisiko membocorkan keamanan operasi,” tambahnya.
New York Times melaporkan bahwa Komite Internasional Palang Merah telah mengetahui penahanan Sleiman dan memonitor perlakuan terhadap tahanan tersebut. Dalam pernyataan yang diumumkan Selasa (8/3) lalu mereka menyatakan telah mengunjungi Sleiman, namun tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kondisinya.
Pejabat Departemen Pertahanan AS mengatakan pihaknya tidak berencana menahan Sleiman sampai waktu yang tidak ditentukan dan mereka akan menyerahkannya kepada otoritas Irak atau Kurdi setelah dia selesai diinterogasi.