Juru Bicara PBB Martin Nesirky (UN.org) |
PBB, New York (ANTARA News) - PBB bersama Rusia sedang memeriksa informasi yang dilaporkan mengenai penggunaan senjata kimia di Suriah, kata Juru Bicara PBB Martin Nesirky di Markas PBB, Rabu (18/9).
Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon itu menambahkan pekerjaan para pemeriksa PBB "telah disiapkan untuk mencegah pemeriksaan ilmiah independen".
Nesirky mengeluarkan pernyataan tersebut dalam taklimat harian di Markas PBB, New York, ketika ditanya mengenai informasi yang dikatakan Rusia diterimanya mengenai serangan di Ghouta, Suriah, pada 21 Agustus.
Kelompok pencari fakta PBB telah mengeluarkan laporan yang mengkonfirmasi serangan senjata kimia pada 21 Agustus di pinggiran Ibu Kota Suriah, Damaskus pada 21 Agustus.
"PBB sedang memeriksa bersama Misi Tetap Rusia untuk mengetahui secara pasti apa yang dikatakan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia (Sergei Ryabkov) di Damaskus," kata Nesirky.
Ryabkov dilaporkan telah mengatakan pada Rabu (18/9) bahwa tim pemeriksa PBB tidak memberi cukup perhatian pada bukti yang diberikan oleh Pemerintah Suriah.
"Dalam menghadapi ini, pernyataan yang dilaporkan ini adalah upaya untuk mempertanyakan tim penyelidik sekretaris jenderal, yang dipimpin oleh Profesor Ake Sellstrom, dan kredibilitas laporan objektif menyeluruhnya," kata juru bicara PBB itu.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon membentuk tim pemeriksa pada Maret atas permintaan Pemerintah Suriah guna mengetahui apakah senjata kimia digunakan dalam konflik Suriah, tapi bukan siapa yang menggunakannya.
Sementara itu, juru bicara tersebut menekankan Ban telah berulangkali mengatakan, termasuk pada Selasa (17/9) kepada semua 193 negara anggota Sidang Majelis Umum PBB, bahwa para peneyelidik akan kembali ke Suriah sesegera mungkin untuk menuntaskan pekerjaan mereka di Khan al Assal dan semua dugaan yang bisa dipercaya sebelum menyelesaikan laporan tim tersebut.