Kerusahn di Ukraina |
REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah Ukraina memberi deadline kepada separatis pro-Rusia hingga Senin (14/4) ini untuk meletakkan senjata.
Jika tidak, militer Ukraina mengancam warga pro-Rusia akan menghadapai operasi antiteroris penuh dari pasukan bersenjata. Ancaman tersebut pun dinilai menimbulkan resiko konfrontasi militer dengan Moskow.
Ukraina merasa marah dengan kematian seorang petugas keamanan dan terlukanya dua kamerad di timur kota Slaviansk. Pelaksana Presiden Oleksander Turchinov pun memberi waktu para pemberontak yang telah menguasai gedung hingga 06.00 GMT untuk keluar dan meletakkan senjata.
"Keamanan Nasional dan Dewan Pertahanan telah memutuskan untuk melakukan operasi antiteroris dengan kekuatan penuh yang melibatkan kekuatan bersenjata Ukraina,"ujar Turchinov.
Dia pun menyalahkan Rusia karena telah berupaya untuk menganeksasi Crimea usai mantan presiden Viktor Yanukovich yang didukung Moskow, menyerah setelah menghadapi demonstrasi pro-barat selama berbulan-bulan. Victor diduga menjadi dalang dibalik pemberontakan yang terjadi di timur Ukraina.
"Kami tidak akan membiarkan Rusia mengulangi skenario Crimea di timur wilayah Ukraina, "ujar Turchinov.