Militan Boko Haram (Foto: AFP) |
ABUJA - Selama hampir dua dekade lalu, militer Nigeria dianggap sebagai kekuatan yang memberikan stabilitas di Afrika Barat. Tetapi dengan hadirnya militan Boko Haram, membuktikan bahwa kekuatan militer Nigeria menurun.
Kurangnya investasi dalam pelatihan, kegagalan merawat peralatan militer serta kerja sama yang tidak jelas dengan pasukan Barat, telah merusak kemampuan militer Nigeria. Di lain pihak, militan Boko Haram tumbuh sebagai kelompok yang kemampuan persenjataannya terus meningkat.
Penculikan 200 siswi sekolah di Chibok, membuktikan bahwa Nigeria tidak memiliki kemampuan militer yang mumpuni. Sudah satu bulan penculikan itu berlangsung, pihak militer tidak bisa melacak keberadaan siswi-siswi tersebut dan membantah tuduhan minimnya kemampuan pasukan.
Presiden Goodluck Jonathan mengatakan, Boko Haram sudah menginfiltrasi polisi dan militers. Jonathan menyebutkan hal ini yang membuat militer ketinggalan. Namun pengamat berkata lain mengenai pendapat Jonathan.
"Militer Nigeria dalam bayangan kejayaannya di masa lalu. Mereka kini sudah runtuh," ujar mantan Atase Militer Inggris untuk Nigeria, seperti dikutip Reuters, Sabtu (10/5/2014).
"Pasukan penjaga perdamaian Nigeria terpaksa membeli truk dalam ukuran sedang dan persenjataannya pun kerap rusak. Mereka hanya menghabiskan waktu di pos keamanan," lanjutnya.
Kondisi saat ini berbeda dengan pasukan penjaga perdamaian Nigeria pada era 1990-an. Saat itu mereka berhasil meredam konflik etnis di Sierra Leone dan Liberia. Pasukan Nigeria saat ini jelas sekali membutuhkan latihan.
Hingga kini kelompok Boko Haram masih menahan lebih dari 200 anak perempuan. Para gadis-gadis ini diculik dari sekolah menengah pada 14 April 2014 lalu.
Boko Haram merupakan ancaman besar keamanan Nigeria. Milisi yang bertujuan untuk menerapkan Hukum Islam di Utara Nigeria tersebut, merupakan pihak yang dituduh bertanggungjawab atas tewasnya lebih dari 1.500 warga Nigeria selama 2014.