Mosul barat adalah pusat populasi terbesar yang masih dikuasai oleh kelompok ISIS, dan perebutannya kembali akan menandai berakhirnya "kekhalifahan" lintas perbatasan Abu Bakr al Baghdadi yang diumumkan dari sebuah masjid di kota itu lebih dari dua tahun lalu.
Pasukan Irak belum bergerak maju ke dalam Mosul barat, tetapi pertempuran serta penderitaan dan aturan keras ISIS mendorong semakin banyak warga sipil yang mengungsi.
"Dampak kemanusiaannya signifikan. Sejak operasi baru dimulai, 28.400 orang sudah mengungsi dari Mosul barat," kata kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengkoordinasi respons kemanusiaan di Mosul dalam sebuah pernyataan, mengutip angka dari Organisasi Imigrasi Internasional.
"Sejak 25 Februari, sekitar 4,000 orang per hari telah mengungsi," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Jumlah warga yang melarikan diri itu hanya sebagian kecil dari 750 ribu orang yang diyakini tinggal di Mosul barat di bawah kekuasaan ISIS, dan jumlah pengungsi diperkirakan meningkat tajam dalam beberapa hari dan pekan mendatang.
Pasukan Irak bertempur di dalam Mosul barat, juga bergerak melalui gurun yang mengelilinginya untuk memotong daerah yang dikuasai ISIS, Tal Afar.
Pada Rabu, Staf Letnan Jenderal Qassem al-Maliki, komandan Divisi Lapis Baja ke-9, mengatakan pasukannya efektif mengendalikan jalan Mosul-Tal Afar, yang akan membantu mengisolasi ekstremis di Mosul barat.(hs)
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2017