Presiden Sudan Selatan: Sudan Ingin Perang

Author : Administrator | Wednesday, April 25, 2012 11:53 WIB
Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir, pada kunjungannya ke China (REUTERS/Petar Kujundzic)

VIVAnews - Presiden Sudan Selatan mengatakan Sudan telah mengumandangkan perang terhadap negaranya. Hal ini menyusul pernyataan Presiden Sudan dan dilancarkannya berbagai serangan darat dan udara ke wilayah Sudan Selatan yang menewaskan banyak warga sipil.

Hal ini disampaikan Presiden Sudan Selatan Salva Kiir dalam kunjungannya ke China pada Selasa, 24 April 2012. Sebelumnya, Presiden Sudan Omar al-Bashir mengatakan akan menggulingkan pemerintahan Sudan Selatan dan membebaskan rakyatnya.

Komentar Bashir itu disampaikan paska bentrok di wilayah perbatasan kaya minyak, Heglig, yang menewaskan 15 tentara Sudan dan tujuh tentara Sudan Selatan. Beberapa hari setelah mengeluarkan komentar tersebut, pasukan udara Sudan dilaporkan menyerang wilayah Sudan Selatan.

Juru bicara militer Sudan Selatan, Philip Aguer, sebagaimana dikutip Reuters, mengatakan bahwa pesawat tempur Antonov milik Sudan masuk hingga 40 km ke wilayah mereka dan membombardir pemukiman dan pasar di Teschween, Panakuach dan Roliaq pada Senin malam.

Sebanyak 16 warga sipil tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Infrastruktur Sudan Selatan yang tengah dibangun juga hancur. Seperti insiden sebelumnya, militer Sudan membantah telah melakukan penyerangan.

"Ini adalah saat yang kritis bagi Sudan Selatan, karena tetangga kami di Khartoum telah mendeklarasikan perang," kata Kiir kepada Presiden China Hu Jintao.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) meminta Sudan menghentikan serangan udara terhadap wilayah Sudan Selatan yang menewaskan banyak warga sipil.

"Anggota Dewan Keamanan PBB menuntut dihentikannya segera serangan udara oleh pasukan Sudan dan kami mendesak gencatan senjata secepatnya, dan kembali ke meja perundingan," kata Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Susan Rice, usai rapat DK PBB Selasa waktu setempat.

China berjanji juga akan menengahi konflik kedua negara yang mengancam pasokan minyak ke Negeri Tirai Bambu. "Sekitar 5 persen minyak impor China berasal dari Sudan. Dengan meningkatnya ketegangan regional di Timur Tengah, sekitar 10 persen minyak impor ke China akan terganggu," kata seorang pengamat.

Harvested from: http://dunia.vivanews.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: