Presiden Yaman dan PBB Sepakat Gencatan Senjata Selama 72 Jam

"Presiden setuju untuk gencatan senjata 72 jam dan mungkin diperpanjang jika pihak lain mematuhi itu, mengaktifkan DCC (De-eskalasi dan Komite Koordinasi) dan mengangkat pengepungan Taiz," kata Mekhlafi seperti dikutip dari Reuters, Selasa (18/10/2016).

DCC adalah komisi militer yang didukung PBB, yang bertanggung jawab untuk mengawasi gencatan senjata di Yaman. Utusan PBB khusus untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed, juga telah menyepakati usulan tersebut.

Hadi telah meminta akses kemanusiaan untuk Taiz, kota di bagi sebagian besar dikelilingi oleh pemberontak Houthi yang menyerbu ibu kota Yaman Sanaa pada tahun 2014. Pasukan pemerintah mempertahankan kontrol hanya satu dari empat rute akses.

Pasukan Iran-blok Houthi dan sekutu mereka, yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh, sebagian menguasai Yaman bagian utara. Sementara pasukan yang setia kepada Hadi, didukung Saudi dari sisa negara dengan suku-suku lokal.

Sementara itu, belum ada keterangan dari pejabat pejabat Houthi terkait gencatan senjata ini. Sedangkan Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengatakan siap menerima ajakan gencatan senjata jika Houthi juga setuju. Namun dia mengaku tak yakin dengan upaya perdamaian setelah upaya gencatan senjata sebelumnya yang dilakukan pada Ap gagal.

Arab Saudi dan beberapa sekutu Teluk Arab telah melakukan serangan udara dan mengerahkan pasukan di Yaman dalam mendukung pemerintah Hadi sejak Maret 2015. Menurut data PBB, sekitar 10.000 orang, termasuk 3.800 warga sipil, telah tewas dalam konflik.