Warga dan polisi di Charlotte, North Carolina, AS, membopong salah satu rekannya yang terluka dalam aksi protes yang berubah menjadi kekerasan mematikan pada Rabu (21/9/2016) tengah malam waktu setempat.| Charlotte Observer
Massa warga Charlotte itu memprotes penembakan mematikan oleh polisi terhadap seorang warga kulit hitam, Keith Lamont Scott (43) pada Selasa (20/9/2016) sore.
Kantor berita Agence France-Presse melaporkan, jam malam diberlakukan mulai Kamis tengah malam hingga Jumat (23/9/2016) pukul 06.00 waktu setempat atau Jumat pukul 18.00 WIB.
Pengumuman tentang pemberlakukan jam malam itu dapat dibaca di akun Twitter wali kota Charlotte, Jeniffer Roberts, @CLTMayor dan akun pemerintah kota @CMPD.
Aksi protes di Charlotte, dimulai Selasa (20/9/2016) pukul 23.41 waktu setempat dan menjadi semakin tak terkendali pada hari kedua, Rabu (21/9/2016), sehingga satu orang tewas.
Polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk menghalau massa yang semakin agresif pada Rabu malam.
Kepala Kepolisian Charlotte, Kerr Putney, mengatakan, ada satu demonstran tewas akibat ditembak orang tak dikenal pada aksi protes hari kedua, Rabu.
Putney tidak mengidentifikasi korban yang tewas dalam aksi pada Rabu malam itu dan juga tidak menyebutkan asal tembakan.
Penembakan atas Scott, warga berdarah Afrika dan Amerika, oleh polisi pada Selasa (20/9/2016) telah memicu sentimen rasial yang kuat.
Polisi yang menembak Scott bernama Brentley Vinson (26), juga seorang warga kulit gelap, seperti dilaporkan Charlotte Observer.
Insiden penembakan oleh polisi merupakan yang ketiga kalinya dalam tiga tahun terakhir.
Editor | : Pascal S Bin Saju |