Beijing (ANTARA News) - Wakil Walikota Dingxi Zhang Yidu mengatakan para korban gempa di Gansu, provinsi di China Barat, masih kekurangan banyak selimut, tenda, makanan, air bersih, dan obat-obatan.

"Kami, terutama di wilayah kotapraja Zhangxin dan Minxian, membutuhkan sekitar 14 ribu tenda, 24 ribu selimut, makanan, air bersih, dan obat-obatan," katanya, seperti dikutip media setempat, Rabu.

Gempa bumi mengguncang delapan kota di daerah terpencil pegunungan Minxian dan Zhangzian, sekitar 170 km arah tenggara dari ibukota provinsi, Lanzhou pada Minggu (21/7) dari pukul 7.45 pagi hingga Senin (22/7).

Lembaga survei geologi AS melaporkan terjadi dua gempa bumi dengan kekuatan 5,6 skala Richter dan guncangan hebat sesudahnya. Pemerintah China melaporkan gempa pertama dengan magnitude 6,6.

Zhang menambahkan pihaknya juga membutuhkan banyak kantong tidur, generator, dan lampu darurat..

"Makanan dan minuman sudah kami distribusikan ke beberapa area yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempa, namun sejumlah korban di beberapa desa juga masih memerlukan banyak kebutuhan dasar seperti air dan makanan," ungkapnya.

Tenda dan selimut juga banyak dibutuhkan para korban di wilayah Yongxing, desa titik episentrum gempa. Hingga kini tercatat sekitar 3.000 tenda, 4.000 selimut, dan 6.000 pakaian dari Palang Merah China yang sudah disalurkan kepada para korban, termasuk 4.000 selimut bagi para korban di Minxian.

Berdasar data Kantor Dinas Urusan Sipil Provinsi Gansu, hingga Selasa (23/7) petang sudah terkumpul sekitar 12.480 tenda, 15.000 selimut, 28.350 dus mi instan, air minum, lilin, dan pakaian, sumbangan dari berbagai pihak.

Namun pendistribusian ke beberapa wilayah bencana memakan waktu agak lama, karena gempa juga mengakibatkan sejumlah ruas jalan rusak atau tertutup timbunan bangunan.

95 Meninggal Dunia

Hingga kini gempa di Provinsi Gansu telah mengakibatkan 95 orang tewas, 1.000 luka-luka, dan satu orang dinyatakan masih hilang, terutama di wilayah Zhangxian dan Minxian.

Pusat Tanggap Darurat Provinsi Gansu juga mencatat 51.800 rumah hancur dan 240.000 rusak.

Sebanyak 2.800 tentara, 280 kendaraan dan dua helikopter dari Komando Militer Angkatan Bersenjata China (PLA) di Lanzhou telah dikerahkan ke daerah bencana untuk melakukan penyelamatan.

Selain tentara terdapat pula sekitar 1.600 aparat kepolisian setempat untuk membantu penanganan para korban.