Temui Partai Komunis, Novanto Harap Cina Tingkatkan Investasi di Indonesia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ketua Umum DPP Golkar Setya Novanto dan rombongan terbang ke China untuk bertemu pengurus Komite Sentral Partai Komunis China (PKC) di Kota Chong Qing, Kamis (13/10/2016).
Setya Novanto ke China bersama sejumlah pengurus DPP Partai Golkar seperti Bendahara Umum Robert Kardinal, Korbid Kesra Roem Kono, Ketua DPP Tantowi Yahya dan Ketua DPP Nurul Arifin.
Slama hampir satu jam, Setya Novanto dan rombongan berdialog dengan partai penguasa Cina tersebut yang diwakili oleh Minister International Song Tao dan beberala pengurus teras PKC lainnya.
"Pertemuan tersebut adalah bagian dari serangkaian acara yang akan diikuti Setya Novanto dan rombongan hingga tanggal 15 Oktober nanti dalam forum pertemuan pimpinan partai-partai politik dunia, yang kali ini membahas soal Pengelolaan Ekonomi dan Partisipasi Partai Politik," kata Tantowi Yahya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/10/2016).
Sebanyak 70 partai politik dari 50 negara diundang oleh PKC dalam pertemuan tersebut. Partai Golkar adalah satu-satunya parpol dari Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, kata Tantowi Yahya Setya Novantomengapresiasi program One Belt One Road (OBOR) yang merupakan Jalur Sutra abad 21. Novanto, lanjuta Tantowi Yahya, menilai OBOR yang menitikberatkan pada pembangunan infrastruktur relevan dengan program yang sedang digalakkan Presiden Jokowi. Setya Novanto berharap agar Cina dapat terus meningkatkan investasinya di Indonesia, khususnya di bidang infrastruktur, manufaktur dan pariwisata.
Namun disisi lain, kata Tantowi Yahya, Ketua Umum Partai Golkar tersebut juga menekankan agar kepentingan nasional Indonesia tidak terganggu. Investasi Cina tidak boleh mendatangkan persoalan sosial.
Kemudian, OBOR harus menjadi komplimenter pembangunan ekonomi yang sedang berlangsung di Indonesia saat ini.
"Tao sangat mengapreasiasi keinginan Golkar tersebut dan mengajak Indonesia sebagai sesama anggota G-20 untuk bersama-sama membangun ekonomi yang berkeadilan," kata Tantowi.