Malala Yousafzai, aktivis remaja yang nyaris tewas ditembak Taliban tahun lalu, berpidato di PBB tepat pada ulang tahunnya yang ke-16, Jumat (12/7/2013). Malala mendesak dunia untuk memberikan akses pendidikan sebesar-besarnya untuk anak-anak. | STAN HONDA / AFP
PESHAWAR, KOMPAS.com — Seorang komandan senior Taliban Pakistan, Adnan Rasheed, menulis surat kepada Malala Yousafzai, aktivis remaja yang ditembak sejumlah militan. Rasheed menuduh Malala telah "memfitnah" mereka dan mendesak dia untuk pulang ke kampung halamannya dan bergabung dengan sebuah madrasah.
Sejumlah pria bersenjata dari kelompok Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) menembak Malala, yang sekarang berusia 16 tahun, tepat di kepalanya pada Oktober lalu. Penembakan itu dilakukan di kota tempat tinggal gadis itu di Swat, di Pakistan barat laut, di mana ia mengampanyekan hak perempuan untuk pergi ke sekolah.
Jumat (12/7/2013) lalu, Malala menyampaikan sebuah pidato yang memukau di PBB. Itu merupakan penampilan publik pertamanya sejak serangan yang hampir menghilangkan nyawanya itu. Dalam pidatonya itu, ia bersumpah untuk melanjutkan perjuangannya bagi pendidikan dan tidak akan bisa dibungkam oleh kaum militan.
Dalam sebuah surat terbuka yang dirilis Rabu (17/7/2013), Rasheed, yang merupakan seorang mantan anggota angkatan udara Pakistan yang kini menjadi kader TTP, mengatakan bahwa ia secara pribadi berharap serangan tersebut tidak pernah terjadi. Namun, ia menuduh Malala telah menjalankan "kampanye pengkhianatan" melawan militan.
"Sungguh menakjubkan bahwa Anda berteriak lantang untuk pendidikan. Anda dan PBB berpura-pura bahwa Anda ditembak karena pendidikan, padahal bukan itu alasannya... bukan karena pendidikan, melainkan propaganda Anda adalah masalahnya," tulis Rasheed. "Apa yang Anda lakukan sekarang, Anda menggunakan lidah Anda atas perintah (orang) yang lain."
Surat itu, yang ditulis dalam bahasa Inggris, dikirim kepada para wartawan di Pakistan barat laut dan keasliannya telah dipastikan oleh kader senior Taliban yang merupakan rekan dekat Rasheed kepada kantor berita AFP.
Rasheed menuduh Malala hendak mempromosikan sebuah sistem pendidikan yang dimulai penjajah Inggris untuk menghasilkan "warga berdarah Asia, tetapi bercita rasa Inggris". Dia menegaskan, para siswa harus mempelajari Islam dan bukan apa yang disebutnya sebagai "kurikulum setan atau sekuler".
"Saya menyarankan Anda untuk pulang kampung, mengadopsi budaya Islam dan Pashtun, bergabung dengan madrasah khusus perempuan di dekat kota Anda, studi dan mempelajari kitab Allah, menggunakan pena Anda untuk Islam dan penderitaan umat Muslim," tulis Rasheed.
Ia mengatakan bahwa awalnya ia ingin menulis kepada Malala untuk memperingatkan dia terkait kritikan terhadap Taliban ketika ia menjadi terkenal dengan menulis blog BBC berbahasa Urdu yang mengisahkan kehidupan di bawah aturan militan Islam tahun 2007-2009 di Swat.
Rasheed dijatuhi hukuman mati terkait sebuah serangan tahun 2003 terhadap penguasa militer Pakistan saat itu, Jenderal Pervez Musharraf. Namun, ia berhasil melarikan diri dari tahanan dalam pelarian diri massal pada April tahun lalu.