Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Havana - Warga Kuba berkumpul untuk memberikan salam terakhir bagi mendiang Fidel Castro. Mereka meneriakkan "Saya Fidel". Sekutu-sekutu Kuba juga menyampaikan eulogi untuk sosok yang sangat dihormati di negera komunis tersebut.
Jenazah Fidel Castro telah dikremasi dan abunya akan diarak ke peristirahatan terakhir di Santiago de Cuba. Namun upacara mengenang sosoknya dimulai awal pekan ini di Revolution Square atau Alun-alun Revolusi yang ada di ibu kota Havana. Acara itu dihadiri sejumlah pemimpin negara lain, terutama kawasan Amerika Latin dan Afrika yang menjadi sekutu Kuba.
Bagi warga Amerika Latin dan Afrika, sosok Fidel Castro yang karismatik dipandang sebagai simbol perlawanan pada imperialisme. Sedangkan bagi kebanyakan warga Kuba yang mengasingkan diri ke Miami, Amerika Serikat (AS), sosoknya dikecam sebagai tiran.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (30/11/2016), teriakan 'Hidup Fidel!' menggema saat puluhan ribu warga memenuhi Alun-alun Revolusi pada Selasa (29/11) malam waktu setempat untuk memberikan penghormatan terakhir pada Fidel Castro. "Bersatu, rakyat tidak akan pernah dikalahkan!" teriak warga yang lain.
"Sangat penting bagi kami untuk mengucapkan selamat tinggal dan memberitahunya bahwa dia akan selalu ada dalam hati kami," ucap ibu rumah tangga Ana Gongora (52) yang ikut mengantre di Alun-alun Revolusi.
Foto: REUTERS/Edgard Garrido
Presiden Kuba, Raul Castro, yang merupakan adik kanding Fidel Castro juga hadir dalam acara itu. "Kita dan rakyat yang heroik, siap bertempur dan siap mengorbankan diri untuk mengatakan kepada Anda: Selalu untuk kemenangan," ucap Raul Castro dalam penghormatan untuk mendiang kakaknya.
Dalam euloginya, Presiden Venezuela Nicolas Maduro memuji sosok Castro dalam kiprahnya mengusir imperialis. "Mereka (imperialis-red) tidak bisa mengatasi Fidel, maupun rakyat Kuba maupun mimpi dan harapan negara besar ini. Dia (Fidel-red) telah menyelesaikan misinya di Bumi," ucap Maduro.
Selain Maduro, Presiden Bolivia Evo Morales dan Presiden Meksiko Pena Nieto juga menghadiri langsung acara ini. Dari Afrika, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe dan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma terbang langsung ke Kuba demi menghadiri acara ini dan secara langsung menyampaikan eulogi. Mugabe yang kini berusia 92 tahun, memuji pemerintahan Castro yang melatih ribuan dokter dan guru di Zimbabwe.
Adapun China mengutus Wakil Presiden Li Yuanchao ke Kuba untuk menghadiri acara itu, sedangkan Presiden Xi Jinping mengunjungi Kedutaan Besar Kuba di Beijing untuk menyampaikan belasungkawa. Sementara itu, pemerintah AS tidak mengirim langsung delegasi resmi ke Kuba. AS diwakili oleh Jeffrey DeLaurentis yang merupakan pemimpin misi diplomatik AS di Havana dan Ben Rhodes, ajudan Obama yang mewakili AS dalam upaya normalisasi hubungan AS-Kuba.