Seorang pria tergeletak di sebuah ruangan sekolah yang diubah pemerintah Liberia sebagai ruang perawatan para pasien ebola. |
PARIS, KOMPAS.com - Organisasi amal kesehatan Medecins Sans Frontieres (MSF), Kamis (13/11/2014), mengatakan akan melakukan uji coba klinis atas tiga potensi penanganan Ebola di klinik-klinik Afrika barat.
Staf medis di kawasan itu akan menggunakan dua obat antiviral dan plasma darah penderita Ebola yang sembuh dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dengan harapan bisa membuat korban bertahan hidup dalam masa infeksi yang kritis selama 14 hari.
Plasma darah akan digunakan di Guinea, salah satu negara yang paling menderita akibat wabah Ebola. Sedangkan kedua virus selain akan digunakan di Guinea juga di lokasi yang belum ditentukan.
MSF mengatakan ikut serta dalam uji coba ini karena ada harapan meningkatkan peluang hidup para korban Ebola, yang sejauh ini sudah menewaskan lebih dari 5.000 orang di kawasan Afrika barat.
"Ini merupakan kemitraan internasional yang belum pernah ada sebelumnya yang mencerminkan harapan bagi para pasien untuk akhirnya bisa mendapat penanganan yang tepat," jelas juru bicara MSF, Dr Annick Antierens.
Uji coba pertama rencananya akan dilakukan bulan depan dengan hasil awal sudah bisa diketahui pada Februari 2015.
Bulan September lalu, WHO mengumumkan eksperimen untuk pengobatan dan vaksin Ebola seharusnya dipercepat, antara lain vaksin yang diproduksi raksasa farmasi dunia GlaxoSmithKline, GSK, dan Badan Kesehatan Umum Kanada.