.jpg)
Foto: Reuters
Sanaa - Yaman diamuk perang dalam 20 bulan terakhir. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), total korban tewas mencapai 7.000 orang dan 37.000 orang mengalami luka-luka.
Diberitakan AFP, Senin (7/11/2016), WHO menyebut peristiwa ini sebagai tragedi kemanusiaan. "Lebih dari 7.070 orang tewas dan lebih 36.818 orang luka-luka," ujar pernyataan resmi dari WHO.
Berdasarkan laporan WHO, sekitar 21 juta orang membutuhkan bantuan kesehatan. Pihak WHO yang diwakili oleh Ould Cheikh Armed menyebutkan bahwa kelompok pemberontak telah menduduki kawasan bandara di Yaman.
"Orang-orang sekarat dan infrastruktur jatuh, serta ekonomi lumpuh," ucapnya.
Yaman saat ini terbelah dalam dua kelompok. Pertempuran kelompok pemberontak yang didukung oleh Iran dan pasukan pemerintah yang didukung oleh koalisi Arab Saudi. Pertemuan ini mulai pecah pada Maret 2015 lalu. Sementara itu, utusan PBB mendesak pihak koalisi mengendalikan wilayah udara Yaman agar memungkinkan dilakukan penerbangan komersial ke dan dari bandara Sanaa untuk melakukan evakuasi bagi yang terluka.
Kelompok Koalisi menuding kelompok pemberontak menggunakan bandara untuk mengangkut senjata. Organisasi-organisasi internasional juga memperingatkan soal bahaya penyebaran penyakit dan kekurangan gizi di Yaman.
WHO juga menyebutkan sekitar 2.1 juta orang kehilangan tempat tinggal akibat konflik berkepanjangan ini. Tidak hanya itu, lebih dari separuh fasilitas kesehatan di Yaman telah ditutup atau berfungsi sebagian.
Ould Cheikh Ahmed memperingatkan situasi kesehatan yang "sangat berbahaya" dengan perkiraan adanya dugaan munculnya 2.241 kasus kolera . PBB telah mengkonfirmasi 71 kasus penyakit yang ditularkan melalui air minum yang terkontaminasi dan menyebabkan diare akut.
(tfq/bar)
