Ada Jenderal di Balik Pembantaian Orangutan?

Author : Administrator | Friday, November 18, 2011 16:05 WIB
Kampanye perlindungan orangutan (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)

VIVAnews – Juru Bicara Polri, Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, menyatakan bahwa polisi sedang mendalami isu tentang adanya mantan jenderal yang terlibat di balik pembantaian Orangutan Kalimantan yang terjadi di areal perkebunan kelapa sawit PT Khaleda Agroprima Malindo.

“Ini kami dalami, apakah benar seperti itu. Kami sedang tunggu hasilnya,” kata Saud di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat 18 November 2011. Polri sendiri telah menurunkan tim ke Kalimantan Timur untuk menyelidiki kabar pembantaian orangutan tersebut.

Saud menyatakan, tim tersebut hingga kini belum kembali. Oleh karena itu, ia pun mengaku belum mengetahui apakah benar perusahaan Khaleda Agroprima turut terlibat dalam pembantaian orangutan. Agroprima sendiri diketahui merupakan anak usaha dari perusahaan asal Malaysia.

Salah satu petinggi perusahaan Agroprima, disebut-sebut adalah pensiunan jenderal polisi. “Kita tunggu saja ceritanya dari tim lapangan. Tim kan belum kembali,” sahut Saud. Pembantaian orangutan di Kalimantan antara lain diungkap oleh The Centre for Orangutan Protection (COP).

Menurut COP, ada perusahaan tertentu yang sengaja memberikan hadiah sebesar Rp500 ribu sampai Rp1 juta kepada pihak yang berhasil menghabisi orangutan, setiap kali mereka mendekat ke lahan konsesi. Bagi perusahaan tersebut, orangutan adalah hama yang mengganggu perkebunan sawit.

COP mengaku menemukan bukti-bukti terkait pembantaian itu. Mereka menemukan banyak kerangka orangutan yang mati ditembak. Bangkai mereka pun masih ada di pohon-pohon. COP megatakan, penyiksaan ini bukan pertama kali terjadi, bahkan diduga sejak 2008.

COP telah melaporkan pembantaian ini ke pemerintah, namun tidak pernah mendapat tanggapan serius. COP selanjutnya akan melaporkan pembantaian kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Washington Post pada Senin 14 November 2011 lalu menurunkan berita tentang sebuah survei terkait orangutan. Erik Meijaard, penulis utama laporan survei yang dimuat jurnal PLoSOne mengatakan, orangutan menghadapi ancaman serius, bahkan lebih gawat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Indonesia adalah rumah bagi 90 persen spesies orangutan. Sekitar 50.000 orangutan  tinggal di hutan-hutan rimba di Indonesia. Namun  akibat pembabatan hutan untuk perkebunan kelapa sawit atau perkebunan kayu yang merupakan bahan kertas, orangutan berkonflik dengan manusia. (umi)

Harvested from: http://nasional.vivanews.com
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: